SELAMAT DATANG TELAH BERKUNJUNG DI BLOG KAMI AHBAB MERAUKE AHBAB MERAUKE /Abdul fatah Halaqoh Semangga: 6 SIFAT SAHABAT

Selasa, 06 Agustus 2013

6 SIFAT SAHABAT


ENAM SIFAT PARA SAHABAT ﴿

Dalam kehidupan kita ada beberapa perkara dalam agama yang perlu di usahakan yaitu :
1.       Sifat pertama        
Laailaha ilalallah dalah kalimat iman atau lafadnya iman. Setiap orang beriman penting untuk membetulkan lafadnya iman.
Adapun asal yang sebenarnya adalah memasukkan iman kedalam hati. Karena hati tempatnya iman, sedangkan lisan tempatnya mendhohirkan kalimat  iman.
Pada saat datang kematian pada kita, maka semua yang kita uasahakan dan miliki akan kita tinggalkan akan tetapi iman
akan bersama kita menemani dikubur menjadi asbab keselamatan di masyar dan menarik Rahmad Allah
S.W.T, sehingga menyelamatkan kita dari api Neraka dan di masukkan kedalam surga.
Ulama katakan Iman tidak berada dalam posisi yang tetap terkadang naik dan terkadang turun. Apabila orang yang beriman berusaha  untuk meningkatkan imanya, maka imannya akan meningkat dan akan wujud dalam dirinya dan akan mudah mentaati hukum-hukum Allah S.W.T.
Sebanyak mana perintah Allah yang dapat dikerjakan maka akan semakin dekat dengan Rahmat Allah S.W.T.
Apabila orang-orang beriman meninggalkan usaha atas iman, maka akan datang kelemahan iman dalam dirinya dan kelemahan tersebut akan melanggar hukum-hukum Allah dan tidak dapat menjalankan kehidupan suci murni Baginda Rasulullah S.A.W. dan kita tidak bisa bayangkan kerugian yang di alami di akherat nanti.
Walaupun orang-orang beriman berusaha sekuat tenaga sampai akhir hidupnya maka tidak akan mencapai batas akhir ke imananya. Sebagaimana sifat dan zat Allah yang Maha Tinggi “ Waro Ul Waro’’ tidak ada batasnya, begitu pula iman tidak ada batasnya. Rasulullah S.A.W. sebagai Ustadnya dan parasahabat sebagai santrinya, tetapi untuk mendapatkan iman memakan waktu 11 – 13 tahun di periode Mekah. Tetapi sahabat masih merisaukan keadaan iman mereka.
Setiap orang yang beriman untuk meningkatkan iman dalam hatinya di perlukan 3 usaha yaitu :
1.       Dakwahkan kalimat Iman tersebut pada hamba-hamba Allah, sehingga setiap hamba-hamba Allah S.W.T menerima atau memperoleh kekuatan serta khadrat Allah S.W.T. serta  dalam memberikan da’wah hendaknya di niati untuk belajar iman atau untuk menyempurnakan iman kita.
2.       Praktek iman atau latihan Iman dalam kalimat ini terbagi menjadi 2 yaitu . Nafi dan Isbat. Keberadaan kita di tengah-tengah makhluk menyebabkan kita selalu melihat manfaat dan mudharat dari makhluk dan hendaknya kita manafikan keberadaannya dan kita isbatkan hanya  kepada Allah S.W.T.
3.       Hendaknya kita minta iman kepada Allah lebih dari permintaan seorang fakir miskin yang memerlukan sesuwatu, agar Allah S.W.T memberikan kepada kita hakekat iman, keselamatan iman, dan di akhir hayat kita dalam keadaan iman, karena yang di pandang oleh Allah adalah akhir hayat kita.
Apabila orang-orang beriman berusaha meningkatkan imannya dengan 3 perkara di  tersebut, maka Allah S.W.T akan meletakkan iman dalam hatinya, yang dengannya itu dia dapat mengamalkan agama dengan sempurna.
2.       SIFAT SHALAT KHUSYUK WAL KHUDUK
Berapa banyak perintah Allah S.W.T. yang di turunkan melalui malaikat jibril A.S tetapi shalat sebagai amalan yang demikian tinggi maka untuk memberikannya, Allah S.W.T. memirajkan kekasihnya Rasulullah S.A.W. dan Beliu di dekatkan pada tempat yang khusus, di mana  Jibril A.s. sebagai perantaranyapun tidak mampu mencapainya. Rasulullah S.A.W. di mikrajkan  untuk diberi hadiah shalat 5 waktu sehari semalam. Sehingga shalat disebut sebagai ‘’Mi’rajul mukminin’’ yaitu mi’rajnya bagi orang-orang beriman.
Berapa banyak rukun-rukun islam yang ada, yang di kerjakan oleh orang-orang tertentu dan waktunya juga tertentu, seperti puasa, haji, zakat ini dikerjakan oleh orang-orang tertentu dan waktunya pun tertentu. Tetapi shalat adalah perintah Allah S.W.T yang di wajibkan pada setiap orang yang beriman yang dikerjakan 5 kali sehari semalam.
Berapa banyak rukun-rukun islam yang dapat di kerjakan beserta dengan makhluk, tapi shalat adalah melepaskan diri kita dari tengah-tengah makhluk, dan menghadirkan diri kita semata-mata hanya kepada Allah S.W.T. bahkan berfikir tentang makhlukpun di dalam shalat di larang.
Maulana yusuf Rah.a. mengatakan Iman adalah mengeluarkan semua makhluk dari dalam hati, sementara shalat adalah mengeluarkan diri kita dari tengah-tengah makhluk.
Hendaknya kita berusaha untuk memperbaiki dan mempercantik shalat kita, sebanyak mana baik dan cantiknya shalat kita, maka dalam shalat itu ada  taksir (kesan) yaitu mengeluarkan segala keburukan dalam diri kita dan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Sebanyak mana shalat kita baik maka kehidupan kitapun menjadi baik yang dengannya hisap kita nanti mudah di akherat. Untuk itu di perlukan 3 usaha untuk memperbaiki shalat kita:
1.       Dengan melihat umat Rasulullah S.A.W. yang meninggalkan kewajiban yang utama ini hendaknya hati merasa sedih, risau dan sayang kepada mereka. Serta memikirkan mereka apa yang akan terjadi nanti di akherat. Di karenakan kasih sayang kita kepada mereka dan berusaha menyiapkan dia untuk menunaikan kewajibannya. Dengan berkah kerisauan itu maka Allah S.W.T. akan memberikan hakekat shalat pada diri kita. Dengan niat belajar kita dakwahkan kepada hamba-hamba Allah S.W.T. yang telah menunaikan kewajiban yang penting ini supaya mereka membentuk dan memperbaiki shalat kita.
2.      Melatih diri kita senantiasa belajar membetulkan Dhohir dan Bathin shalat kita sebagaimana dhohir dan bantin shalatnya Rasulullah S.A.W.
Dhohirnya shalat adalah dari takbir sampai salam yaitu kita berusaha membetulkan tata cara pelaksanaan misalnya, pandangan mata ketempat sujud, jari-jari di renggangkan ketika ruku dan rapat ketika sujud, kaki menghadap kiblat dan lain-lain.
Dan berapa banyak dzikir-dzikir dalam shalat seperti bacaan al’quran, tasbihat, tahiyat dan do’a serta lainya. Hendaknya di betulkan cara bacaannya seperti mahrajnya dan tajuitnya. Agar pelaksanaan shalat kita mengikuti contoh Rasulullah S.A.W. maka perlu memperhatikan tatacara pelaksaan wudhu yang benar sebagaimana sifat wudhu Nabi S.A.W. yaitu bagaimana rukun-rukun dan sunah-sunahnya serta apa-apa yang membatalkan wudhu dan shalat.
Bathinya shalat adalah: ketawajuhan hati hanya kepada Allah, untuk mendapatkannya maka perlu melatih hati dan pikiran kita agar hanya tawajuh kepada Allah S.W.T.
Derajat tertinggi ketawajuhan adalah seakan-akan melihat Allah. Kemudian derajat yang kedua adalah merasa melihat oleh Allah dan setelah itu tidak ada lagi derajat yang ketiga.
Tanpa disadari fikiran kita kesana kemari maka tanggung jawab kita adalah berusaha membawa fikiran kita hanya kepada Allah, yaitu dengan cara mengkonsentrasikan fikiran kita hanya kepada Allah.
Apa bila seseorang mulai mengkonsentrasikan serta ketawajuhan hanya kepada Allah maka dengan berkah usahanya itu suatu hari nanti Allah S.W.T. akan memberikan ketawajuhan hati secara sempurna kepada Allah.
Dan berkah shalat seperti inilah yang akan bisa menarik pertolongan atau Nusrah Allah S.W.T.
3.      Menggabungkan syukur dan istiqfar di akhir shalat dan memohon kepada Allah agar diberikan hakekat shalat yang benar. Kita bersyukur karena di beri kesempatan untuk melaksanakan shalat dan kita beristiqfar karena masih banyak rukun-rukun dalam shalat belum tertunaikan dengan sempurna.
Dengan demikan apa bila kita selalu berusaha memperbaiki shalat dan mempercantik shalat dengan 3 usaha diatas maka, suatu saat nanti shalat kita akan menjauhkan diri kita dari perbuatan keji dan mungkar dan akan ada kemampuan untuk meneggakkan hukum-hukum Allah S.W.T. 
3.       ILMU MA’A ZIKIR
Ilmu terbagi menjadi dua yaitu ilmu Fadhail dan ilmu Masail, di zaman sahabat R.hum ada ilmu yang telah memasyarakat yang mana dengan ilmu itu mampu menggerakkan setiap umat untuk mentaati hukum-hkum Allah S.W.T 100 % dan ilmu itu disebut ilmu fadhail.
Dan tat kala ilmu telah di lupakan dalam pandangan umat maka tidak tersisa satupun hukum-hukum Allah S.W.T. yang hidup
 
100 % di tengah-tengah umat bahkan shalat merupakan amalan yang terpentingpun tidak hidup di tengah-tengah umat.
Maka hendaknya kita berjuang untuk memasyarakatkan ilmu fadhail ini yaitu dengan cara saling memperdengarkan kepada setiap laki-laki dan perempuan. Sehingga tumbuh rasa kecenderungan dan kegairahan kepada amal yang diridhai Allah S.W.T dan tumbuh rasa kebencian kepada semua perbuatan yang dimurkai Allah S.W.T. yaitu kemasiatan dan kemungkaran.
Beserta dengan ilmu fadhail tersebut kita hendaknya belajar ilmu masail untuk mengetahui seluruh hukum-hukum Allah S.W.T dan tata cara hidup Rasulullah S.A.W. karena didalamnya Allah S.W.T. letakkan kebahagiaan semua manusia di dunia dan akherat .
Ilmu fadhail menumbuhkan kegairahan beramal dan ilmu masail membetulkan tata cara pelaksanaan beramal.
Untuk mendapatkannya di perlukan 3 usaha:
1.      Dakwahkan pentingnya menghidupkan ilmu fadhail di tengah-tengah umat, dengan cara buat halaqah-halaqah ta’lim untuk laki-laki di masjid sedangkan untuk perempuan di rumah.
2.      Dimanapun ada halaqoh ta’lim fadhail hendaknya kita duduk didalamnya dengan penuh rasa berhajat dengan cara mendengarkan dan membenarkannya dalam hati serta meng agungkan majelis tersebut. Kemudian bertanya kepada ulama mengenai segala keperluan hidup kita agar di sesuaikan dengan agama dan berusaha untuk mengamalkannya.
3.      Minta kepada Allah agar di berikan ilmu yang bermanfaat.
DZIKIR
Kesibukan kita di tengah-tengah makhluk akan menyebabkan kelalaian di hati kita dan akan meninbulkan kesan dalam hati. Hati yang terkesan dengan makhluk inilah yang dinamakan kelalaian, maka untuk menghilangkannya di perlukan zikirullah.
Sebanyak mana kita berzikir maka sebanyak itu kelalaian kita akan hilang dan akan bertambah dekat, cinta dan tawajuh hanya kepada Allah S.W.T. apabila ketawajuhan kepada Allah bertambah maka akan menjauhkan kita dari dosa-dosa. Dan berapa banyak kecintaan kita kepada Allah bertambah maka akan memudahkan untuk mentaati hukum-hukum Allah S.W.T.
Untuk mendapatkan di perlukan 3 usaha.
1.       Dakwahkan pentingnya zikir pada setiap umat.
2.       Dengan penuh perhatian amalkan zikir pagi dan petang dengan penuhketawajuhan hati, kemudian di jaga bacaan al’quran setiap hari 1 juz kalau belum bisa  ½ juz kalau belum bisa ¼ juz dan seberapapun yang penting istiqamah serta di jadikan kebiasaan atau matlamat (amalan istiqamah) serta amalkan do’a-do’a masnunah.
3.       Berdo’a kepada Allah agar di beri hakekat zikir, ketawajuhan hati kepada Allah S.W.T.
4.       IKROMUL MUSLIMIN
Ikrom adalah untuk Ahlul Iman, seberapa banyak kita mengenal kedudukan Ahlul iman dengan Nisbah (hubungan) keimanannya maka akan hilang dalam diri kita sifat ego atau ke akuan dan akan datang sifat tawadhu serta akan hilang ganjalan-ganjalan dalam hati, sehingga satu dengan yang lain akan senatiasa berfikir untuk menunaikan hak orang lain.
Ikrom adalah memberikan sesuatu di atas haknya, adapun ashabul hukub yaitu orang-orang yang mempunyai hak sudah selayaknya kita tunaikan haknya. Dalam bab ikrom ada 2 perbaikan.
1.      Mempercantik Ahlak.
2.      Membetulkan muamalah.
Dengan baik dan cantiknya ahlak kita akan wujud kesatuan umat, umat yang pecahpun akan bersatu. Orang-orang non islam akan terbuka jalan masuk islam. Semakin cantik ahlak kita maka akan ada kekuatan menarik orang-orang non islam masuk islam, karena sesuatu yang menarik dan berkesan pada orang-orang non islam adalah ahlaknya orang-orang islam.
Dengan betulnya muamalah maka akan memelihara segala kebaikan-kebaikan kita. Di karenakan agama datang lewat ibadah dan hilangnya agama di karenakan rusaknya muamalah.
Maka untuk mendapatkan sifat ini di perlukan 3 usaha:
1.      Dakwahkan pentingnya ikrom kepada umat.
2.      Melatih diri kita dengan berusaha senantiasa melihat setiap orang-orang beriman dengan pandangan kemulyaan, tingkatkan ahlak kita kepada orang-orang non islam, bergaul dengan mahluk Allah S.W.T dengan pergaulan yang baik serta berusaha mengetahui hak-hak orang lain dan berusaha untuk menunaikannya.
3.      Do’a kepada Allah S.W.T agar di berikan sifat ikrom.
5.       IKLAS SUNIAH
Setiap amalan benar atau salah maka ulama yang bisa menjelaskan, namun Iklas hanya Allah yang memberitahukannya pada hari dimana kesempatan untuk beramal telah lepas dari kita yaitu pada hari Qiyamat.
Di saat ahlul iman berkeinginan untuk beramal maka akan muncul dalam hatinya satu sebab yang mengerakkannya, kalau sebab yang menggerakkan amal tersebut adalah Allah S.W.T, maka di sisi Allah S.W.T termasuk orang-orang Muklisin dan kalau sebab yang menggerakkannya adalah selain Allah maka dia disisi Allah bukan termasuk orang-orang muklisin, walaupun semua orang menganggapnya termasuk orang yang iklas.
Untuk itu iklas termasuk sifat yang tinggi, maka hendaknya kita selalu membetulkan niat dalam setiap beramal, apapun amal yang kita kerjakan hendaknya semata-mata untuk mengharapkan ridha Allah S.W.T.
Untuk mendapatkan sifat iklas di perlukan 3 usaha :
1.      Dakwahkan pentingnya iklas kepada setiap umat.
2.   Kita berusaha melatih diri kita sebelum beramal, pertengahan beramal dan akhir beramal hendaknya senatiasa mengontrol niat kita. Tanya pada hati kta. Untuk siapa kamu buat ini? Kalau untuk Allah di syukuri kalau untuk selain Allah cepat-cepat istiqfar dan taubat dan betulkan niat kita.
3.      Do’a kepada Allah agar diberikan niat yang lklas.

6.        DAKWAH ILAALLAH
Setiap manusia telah di berikan dua nikmat yaitu nikmat diri dan harta, maka bagaimana menggunakan nikmat tersebut dengan cara yang benar.
Dengan usaha dakwah inilah akan memerlukan setiap ahlul iman dari tipuan dan kesalah pahaman dalam menggunkan diri dan harta. Setiap orang memahami dan berfikir “ Diri diri saya, harta-harata saya,’’ maka pemahaman dan pemikiran seperti ini bertentangan dengan Al’quan di mana Allah S.W.T berfirman dalam surat Attaubah ayat 111
¨bÎ)4
Artinya :
Sesungguhya Allah telah membeli dari  orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka(At-Taubah : 111)
Jadi diri dan harta bukan milik kita lagi, namun pemberian atau amanah dari Allah S.W.T. Agar penggunaan diri dan harta kita benar maka hendaknya kita melihat zaman Risalah kenabian Baginda Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya dalam menggunakan diri dan hartanya.
Yang pertama      :  Untuk meninggikan kalimat Allah dan untuk menghidupkan Agamanya Allah S.W.T.
Yang kedua          : Untuk memberi manfaat kepada mahluk-mahluk Allah.
Yang ketiga          :   Untuk keperluan kita sendiri, itupun secukupnya atau sperlunya.
Supaya hilang kesalah pahaman dalam penggunaan diri dan harta sebagai milik pribadi dan agar menggunakan diri dan harta sebagai amanah dari Allah maka perlu secepatnya belajar keluar di jalan Allah 4 bulan, selanjutnya setiap tahun 40 hari di bulan qomariah, setiap bulan 3 hari, 2 x jaula seminggu, setiap hari ta’lim masjid dan ta’lim rumah.
Dan duduk di dalam musyawarah harian selepas shalat dan luangkan waktu 2,5 jam setiap hari untuk memamurkan masjid.
Untuk membina dan membawa tertib ini dalam kehidupan maka di perlukan 3 usaha:
1.      Dakwahkan kepada setiap umat untuk menggunakan diri dan hartanya untuk mengikuti tertib Al-qur’an
2.      Kita latihan dan berusaha istiqamah dalam tertib tersebut.
3.      Doa kepada Allah agar memberikan taufik untuk menggunakan diri dan harta dan cara yang benar.
Selain itu maka perlu berusaha untuk menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia dan agama kita. Dengan adanya layakni (perkataan yang tidak bermanfaat) pada diri kita maka akan menghilangkan kebagusan atau kebaikan islam pada diri seseorang ada dalam menjahukan diri dari layakni (sesuatu yang sia-sia atau tidak bermanfaat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar