﴾ ENAM SIFAT
PARA SAHABAT
﴿
Dalam kehidupan kita ada beberapa perkara dalam agama yang perlu di usahakan yaitu :
1.
Sifat
pertama
Laailaha ilalallah dalah kalimat iman atau lafadnya iman. Setiap
orang beriman penting untuk membetulkan lafadnya iman.
Adapun asal yang sebenarnya adalah
memasukkan iman kedalam hati. Karena hati tempatnya iman, sedangkan lisan
tempatnya mendhohirkan kalimat iman.
Pada saat datang kematian pada kita, maka
semua yang kita uasahakan dan miliki akan kita tinggalkan akan tetapi iman
akan bersama kita menemani dikubur menjadi asbab keselamatan di masyar dan menarik Rahmad Allah S.W.T, sehingga menyelamatkan kita dari api Neraka dan di masukkan kedalam surga.
akan bersama kita menemani dikubur menjadi asbab keselamatan di masyar dan menarik Rahmad Allah S.W.T, sehingga menyelamatkan kita dari api Neraka dan di masukkan kedalam surga.
Ulama katakan Iman tidak berada dalam
posisi yang tetap terkadang naik dan terkadang turun. Apabila orang yang
beriman berusaha untuk meningkatkan
imanya, maka imannya akan meningkat dan akan wujud dalam dirinya dan akan mudah
mentaati hukum-hukum Allah S.W.T.
Sebanyak mana perintah Allah yang dapat
dikerjakan maka akan semakin dekat dengan Rahmat Allah S.W.T.
Apabila orang-orang beriman meninggalkan
usaha atas iman, maka akan datang kelemahan iman dalam dirinya dan kelemahan
tersebut akan melanggar hukum-hukum Allah dan tidak dapat menjalankan kehidupan
suci murni Baginda Rasulullah S.A.W. dan kita tidak bisa bayangkan kerugian yang di alami
di akherat nanti.
Walaupun orang-orang beriman berusaha
sekuat tenaga sampai akhir hidupnya maka tidak akan mencapai batas akhir ke
imananya. Sebagaimana sifat dan zat Allah yang Maha Tinggi “ Waro Ul Waro’’ tidak ada batasnya, begitu pula iman tidak ada
batasnya. Rasulullah S.A.W. sebagai Ustadnya
dan parasahabat sebagai santrinya, tetapi untuk mendapatkan iman memakan waktu
11 – 13 tahun di periode Mekah. Tetapi sahabat masih merisaukan keadaan iman
mereka.
Setiap orang yang beriman untuk
meningkatkan iman dalam hatinya di perlukan 3 usaha yaitu :
1.
Dakwahkan
kalimat Iman tersebut pada hamba-hamba Allah, sehingga setiap hamba-hamba Allah
S.W.T menerima atau
memperoleh kekuatan serta khadrat Allah S.W.T. serta dalam memberikan da’wah hendaknya di niati
untuk belajar iman atau untuk menyempurnakan iman kita.
2.
Praktek
iman atau latihan Iman dalam kalimat ini terbagi menjadi 2 yaitu . Nafi dan Isbat. Keberadaan kita di tengah-tengah makhluk menyebabkan kita
selalu melihat manfaat dan mudharat dari makhluk dan hendaknya kita manafikan
keberadaannya dan kita isbatkan hanya kepada Allah S.W.T.
3.
Hendaknya
kita minta iman kepada Allah lebih dari permintaan seorang fakir miskin yang
memerlukan sesuwatu, agar Allah S.W.T memberikan kepada kita hakekat iman,
keselamatan iman, dan di akhir hayat kita dalam keadaan iman, karena yang di
pandang oleh Allah adalah akhir hayat kita.
Apabila orang-orang beriman berusaha
meningkatkan imannya dengan 3 perkara di tersebut, maka Allah S.W.T akan meletakkan
iman dalam hatinya, yang dengannya itu dia dapat mengamalkan agama dengan
sempurna.
2.
SIFAT SHALAT
KHUSYUK WAL KHUDUK
Berapa
banyak perintah Allah S.W.T. yang di turunkan
melalui malaikat jibril A.S tetapi shalat sebagai amalan yang demikian tinggi
maka untuk memberikannya, Allah S.W.T. memirajkan
kekasihnya Rasulullah S.A.W. dan Beliu di
dekatkan pada tempat yang khusus, di mana Jibril A.s. sebagai perantaranyapun tidak mampu
mencapainya. Rasulullah S.A.W. di mikrajkan untuk diberi hadiah shalat 5 waktu sehari
semalam. Sehingga shalat disebut sebagai ‘’Mi’rajul
mukminin’’ yaitu mi’rajnya bagi orang-orang beriman.
Berapa
banyak rukun-rukun islam yang ada, yang di kerjakan oleh orang-orang tertentu
dan waktunya juga tertentu, seperti puasa, haji, zakat ini dikerjakan oleh
orang-orang tertentu dan waktunya pun tertentu. Tetapi shalat adalah perintah
Allah S.W.T yang di wajibkan
pada setiap orang yang beriman yang dikerjakan 5 kali sehari semalam.
Berapa
banyak rukun-rukun islam yang dapat di kerjakan beserta dengan makhluk, tapi
shalat adalah melepaskan diri kita dari tengah-tengah makhluk, dan menghadirkan
diri kita semata-mata hanya kepada Allah S.W.T. bahkan berfikir tentang makhlukpun di
dalam shalat di larang.
Maulana
yusuf Rah.a. mengatakan Iman adalah mengeluarkan semua makhluk dari dalam hati,
sementara shalat adalah mengeluarkan diri kita dari tengah-tengah makhluk.
Hendaknya
kita berusaha untuk memperbaiki dan mempercantik shalat kita, sebanyak mana
baik dan cantiknya shalat kita, maka dalam shalat itu ada taksir (kesan) yaitu mengeluarkan segala
keburukan dalam diri kita dan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Sebanyak
mana shalat kita baik maka kehidupan kitapun menjadi baik yang dengannya hisap
kita nanti mudah di akherat. Untuk itu di perlukan 3 usaha untuk memperbaiki
shalat kita:
1. Dengan melihat umat Rasulullah S.A.W. yang meninggalkan
kewajiban yang utama ini hendaknya hati merasa sedih, risau dan sayang kepada
mereka. Serta memikirkan mereka apa yang akan terjadi nanti di akherat. Di
karenakan kasih sayang kita kepada mereka dan berusaha menyiapkan dia untuk
menunaikan kewajibannya. Dengan berkah kerisauan itu maka Allah S.W.T. akan memberikan
hakekat shalat pada diri kita. Dengan niat belajar kita dakwahkan kepada
hamba-hamba Allah S.W.T. yang telah
menunaikan kewajiban yang penting ini supaya mereka membentuk dan memperbaiki
shalat kita.
2. Melatih diri kita
senantiasa belajar membetulkan Dhohir
dan Bathin shalat kita sebagaimana
dhohir dan bantin shalatnya Rasulullah S.A.W.
Dhohirnya
shalat adalah dari takbir sampai salam yaitu kita berusaha membetulkan tata
cara pelaksanaan misalnya, pandangan mata ketempat sujud, jari-jari di
renggangkan ketika ruku dan rapat ketika sujud, kaki menghadap kiblat dan
lain-lain.
Dan
berapa banyak dzikir-dzikir dalam shalat seperti bacaan al’quran, tasbihat, tahiyat
dan do’a serta lainya. Hendaknya di betulkan cara bacaannya seperti mahrajnya
dan tajuitnya. Agar pelaksanaan shalat kita mengikuti contoh Rasulullah S.A.W. maka perlu
memperhatikan tatacara pelaksaan wudhu yang benar sebagaimana sifat wudhu Nabi S.A.W. yaitu bagaimana
rukun-rukun dan sunah-sunahnya serta apa-apa yang membatalkan wudhu dan shalat.
Bathinya
shalat adalah: ketawajuhan hati hanya kepada Allah, untuk mendapatkannya maka
perlu melatih hati dan pikiran kita agar hanya tawajuh kepada Allah S.W.T.
Derajat
tertinggi ketawajuhan adalah seakan-akan melihat Allah. Kemudian derajat yang
kedua adalah merasa melihat oleh Allah dan setelah itu tidak ada lagi derajat
yang ketiga.
Tanpa
disadari fikiran kita kesana kemari maka tanggung jawab kita adalah berusaha
membawa fikiran kita hanya kepada Allah, yaitu dengan cara mengkonsentrasikan
fikiran kita hanya kepada Allah.
Apa bila
seseorang mulai mengkonsentrasikan serta ketawajuhan hanya kepada Allah maka
dengan berkah usahanya itu suatu hari nanti Allah S.W.T. akan memberikan
ketawajuhan hati secara sempurna kepada Allah.
Dan
berkah shalat seperti inilah yang akan bisa menarik pertolongan atau Nusrah
Allah S.W.T.
3. Menggabungkan
syukur dan istiqfar di akhir shalat dan memohon kepada Allah agar diberikan
hakekat shalat yang benar. Kita bersyukur karena di beri kesempatan untuk
melaksanakan shalat dan kita beristiqfar karena masih banyak rukun-rukun dalam
shalat belum tertunaikan dengan sempurna.
Dengan demikan apa
bila kita selalu berusaha memperbaiki shalat dan mempercantik shalat dengan 3
usaha diatas maka, suatu saat nanti shalat kita akan menjauhkan diri kita dari
perbuatan keji dan mungkar dan akan ada kemampuan untuk meneggakkan hukum-hukum
Allah S.W.T.
3.
ILMU MA’A ZIKIR
Ilmu terbagi
menjadi dua yaitu ilmu Fadhail dan ilmu Masail, di zaman sahabat R.hum ada ilmu
yang telah memasyarakat yang mana dengan ilmu itu mampu menggerakkan setiap
umat untuk mentaati hukum-hkum Allah S.W.T 100 % dan ilmu itu disebut ilmu fadhail.
Dan tat kala ilmu telah
di lupakan dalam pandangan umat maka tidak tersisa satupun hukum-hukum Allah S.W.T. yang hidup
100 % di tengah-tengah umat bahkan shalat merupakan amalan yang terpentingpun tidak hidup di tengah-tengah umat.
100 % di tengah-tengah umat bahkan shalat merupakan amalan yang terpentingpun tidak hidup di tengah-tengah umat.
Maka hendaknya kita
berjuang untuk memasyarakatkan ilmu fadhail ini yaitu dengan cara saling
memperdengarkan kepada setiap laki-laki dan perempuan. Sehingga tumbuh rasa
kecenderungan dan kegairahan kepada amal yang diridhai Allah S.W.T dan tumbuh rasa
kebencian kepada semua perbuatan yang dimurkai Allah S.W.T. yaitu kemasiatan
dan kemungkaran.
Beserta dengan ilmu
fadhail tersebut kita hendaknya belajar ilmu masail untuk mengetahui seluruh
hukum-hukum Allah S.W.T dan tata cara
hidup Rasulullah S.A.W. karena didalamnya
Allah S.W.T. letakkan
kebahagiaan semua manusia di dunia dan akherat .
Ilmu fadhail
menumbuhkan kegairahan beramal dan ilmu masail membetulkan tata cara
pelaksanaan beramal.
Untuk
mendapatkannya di perlukan 3 usaha:
1. Dakwahkan
pentingnya menghidupkan ilmu fadhail di tengah-tengah umat, dengan cara buat
halaqah-halaqah ta’lim untuk laki-laki di masjid sedangkan untuk perempuan di
rumah.
2. Dimanapun ada
halaqoh ta’lim fadhail hendaknya kita duduk didalamnya dengan penuh rasa
berhajat dengan cara mendengarkan dan membenarkannya dalam hati serta meng
agungkan majelis tersebut. Kemudian bertanya kepada ulama mengenai segala
keperluan hidup kita agar di sesuaikan dengan agama dan berusaha untuk
mengamalkannya.
3. Minta kepada Allah
agar di berikan ilmu yang bermanfaat.
DZIKIR
Kesibukan kita di tengah-tengah makhluk
akan menyebabkan kelalaian di hati kita dan akan meninbulkan kesan dalam hati.
Hati yang terkesan dengan makhluk inilah yang dinamakan kelalaian, maka untuk
menghilangkannya di perlukan zikirullah.
Sebanyak mana kita berzikir maka sebanyak
itu kelalaian kita akan hilang dan akan bertambah dekat, cinta dan tawajuh
hanya kepada Allah S.W.T. apabila
ketawajuhan kepada Allah bertambah maka akan menjauhkan kita dari dosa-dosa.
Dan berapa banyak kecintaan kita kepada Allah bertambah maka akan memudahkan
untuk mentaati hukum-hukum Allah S.W.T.
Untuk mendapatkan di perlukan 3 usaha.
1.
Dakwahkan
pentingnya zikir pada setiap umat.
2.
Dengan
penuh perhatian amalkan zikir pagi dan petang dengan penuhketawajuhan hati,
kemudian di jaga bacaan al’quran setiap hari 1 juz kalau belum bisa ½ juz kalau belum bisa ¼ juz dan seberapapun
yang penting istiqamah serta di jadikan kebiasaan atau matlamat (amalan
istiqamah) serta amalkan do’a-do’a masnunah.
3. Berdo’a kepada
Allah agar di beri hakekat zikir, ketawajuhan hati kepada Allah S.W.T.
4.
IKROMUL
MUSLIMIN
Ikrom adalah untuk
Ahlul Iman, seberapa banyak kita mengenal kedudukan Ahlul iman dengan Nisbah
(hubungan) keimanannya maka akan hilang dalam diri kita sifat ego atau ke akuan
dan akan datang sifat tawadhu serta akan hilang ganjalan-ganjalan dalam hati,
sehingga satu dengan yang lain akan senatiasa berfikir untuk menunaikan hak
orang lain.
Ikrom
adalah memberikan sesuatu di atas haknya, adapun ashabul hukub yaitu
orang-orang yang mempunyai hak sudah selayaknya kita tunaikan haknya. Dalam bab
ikrom ada 2 perbaikan.
1. Mempercantik Ahlak.
2. Membetulkan
muamalah.
Dengan baik dan cantiknya ahlak kita akan
wujud kesatuan umat, umat yang pecahpun akan bersatu. Orang-orang non islam
akan terbuka jalan masuk islam. Semakin cantik ahlak kita maka akan ada
kekuatan menarik orang-orang non islam masuk islam, karena sesuatu yang menarik
dan berkesan pada orang-orang non islam adalah ahlaknya orang-orang islam.
Dengan betulnya muamalah maka akan
memelihara segala kebaikan-kebaikan kita. Di karenakan agama datang lewat
ibadah dan hilangnya agama di karenakan rusaknya muamalah.
Maka untuk mendapatkan sifat ini di
perlukan 3 usaha:
1. Dakwahkan
pentingnya ikrom kepada umat.
2. Melatih diri kita
dengan berusaha senantiasa melihat setiap orang-orang beriman dengan pandangan
kemulyaan, tingkatkan ahlak kita kepada orang-orang non islam, bergaul dengan
mahluk Allah S.W.T dengan pergaulan
yang baik serta berusaha mengetahui hak-hak orang lain dan berusaha untuk
menunaikannya.
3.
Do’a
kepada Allah S.W.T agar di berikan
sifat ikrom.
5.
IKLAS SUNIAH
Setiap amalan benar
atau salah maka ulama yang bisa menjelaskan, namun Iklas hanya Allah yang
memberitahukannya pada hari dimana kesempatan untuk beramal telah lepas dari
kita yaitu pada hari Qiyamat.
Di saat ahlul iman
berkeinginan untuk beramal maka akan muncul dalam hatinya satu sebab yang
mengerakkannya, kalau sebab yang menggerakkan amal tersebut adalah Allah S.W.T, maka di sisi
Allah S.W.T termasuk
orang-orang Muklisin dan kalau sebab yang menggerakkannya adalah selain Allah
maka dia disisi Allah bukan termasuk orang-orang muklisin, walaupun semua orang
menganggapnya termasuk orang yang iklas.
Untuk itu iklas
termasuk sifat yang tinggi, maka hendaknya kita selalu membetulkan niat dalam
setiap beramal, apapun amal yang kita kerjakan hendaknya semata-mata untuk
mengharapkan ridha Allah S.W.T.
Untuk
mendapatkan sifat iklas di perlukan 3 usaha :
1. Dakwahkan
pentingnya iklas kepada setiap umat.
2. Kita berusaha
melatih diri kita sebelum beramal, pertengahan beramal dan akhir beramal
hendaknya senatiasa mengontrol niat kita. Tanya pada hati kta. Untuk siapa kamu
buat ini? Kalau untuk Allah di syukuri kalau untuk selain Allah cepat-cepat
istiqfar dan taubat dan betulkan niat kita.
3.
Do’a
kepada Allah agar diberikan niat yang lklas.
6.
DAKWAH ILAALLAH
Setiap manusia
telah di berikan dua nikmat yaitu nikmat diri dan harta, maka bagaimana
menggunakan nikmat tersebut dengan cara yang benar.
Dengan
usaha dakwah inilah akan memerlukan setiap ahlul iman dari tipuan dan kesalah
pahaman dalam menggunkan diri dan harta. Setiap orang memahami dan berfikir “
Diri diri saya, harta-harata saya,’’ maka pemahaman dan pemikiran seperti ini
bertentangan dengan Al’quan di mana Allah S.W.T berfirman dalam surat Attaubah ayat 111
¨bÎ)4
Artinya :
Sesungguhya Allah
telah membeli dari orang-orang mukmin,
diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka(At-Taubah : 111)
Jadi diri dan harta
bukan milik kita lagi, namun pemberian atau amanah dari Allah S.W.T. Agar penggunaan
diri dan harta kita benar maka hendaknya kita melihat zaman Risalah kenabian
Baginda Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya dalam menggunakan diri dan hartanya.
Yang pertama : Untuk meninggikan kalimat Allah dan untuk
menghidupkan Agamanya Allah S.W.T.
Yang kedua :
Untuk memberi manfaat kepada mahluk-mahluk Allah.
Yang
ketiga : Untuk keperluan kita sendiri, itupun secukupnya atau sperlunya.
Supaya hilang kesalah pahaman dalam penggunaan diri dan
harta sebagai milik pribadi dan agar menggunakan diri dan harta sebagai amanah
dari Allah maka perlu secepatnya belajar keluar di jalan Allah 4 bulan,
selanjutnya setiap tahun 40 hari di bulan qomariah, setiap bulan 3 hari, 2 x
jaula seminggu, setiap hari ta’lim masjid dan ta’lim rumah.
Dan duduk di dalam musyawarah harian selepas shalat dan
luangkan waktu 2,5 jam setiap hari untuk memamurkan masjid.
Untuk membina dan membawa tertib ini dalam kehidupan
maka di perlukan 3 usaha:
1.
Dakwahkan
kepada setiap umat untuk menggunakan diri dan hartanya untuk mengikuti tertib
Al-qur’an
2.
Kita
latihan dan berusaha istiqamah dalam tertib tersebut.
3. Doa kepada Allah
agar memberikan taufik untuk menggunakan diri dan harta dan cara yang benar.
Selain
itu maka perlu berusaha untuk menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang
sia-sia dan agama kita. Dengan adanya layakni (perkataan yang tidak bermanfaat)
pada diri kita maka akan menghilangkan kebagusan atau kebaikan islam pada diri
seseorang ada dalam menjahukan diri dari layakni (sesuatu yang sia-sia atau
tidak bermanfaat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar