SELAMAT DATANG TELAH BERKUNJUNG DI BLOG KAMI AHBAB MERAUKE AHBAB MERAUKE /Abdul fatah Halaqoh Semangga: PULANG KENEGERI ASAL

Minggu, 01 Desember 2013

PULANG KENEGERI ASAL


Marilah kita panjatkan puji syukur kehadhirat Allah SWT. atas rahmat, karunia dan kasih
sayangNya, kita masih tetap sehat wal ‘afiat, sehingga dapat memlakukan berbagai aktifitas hidup, dalam mempersiapkan diri menuju masa depan, terutama bekal yang akan dibawa pulang menghadapi masa depan yang lebih pasti, masa depan abadi dihadapan Allah SWT.
Shalawat dan Taslim kita persembahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw.
serta para sahabat, keluarga dan ahli warisnya sekalian.
Kaum Muslimin.......!
Kita datang kedunia ini tidak sekedar datang untuk hidup, kita datang bukan untuk mencari
makan dan minum, kita datang bukan untuk menjadi pedagang yang sukses, atau menjadi petani yang berhasil,. Kita datang bukan untuk menjadi pejabat yang berwibawa, atau pengusaha yang berjaya. Kita datang untuk tujuan tertentu yang sudah di “programkan” oleh Allah SWT. Kita datang kedunia ini untuk selanjutkan akan meneruskan perjalanan pulang kenegeri asal. Kita hidup bukan untuk hidup sebagaimana kita mati bukan untuk mati. Kita hidup untuk mati dan kita mati untuk hidup kembali.
Kalau kita datang bukan kemauan sendiri, maka sudah pasti kita akan pulang juga bukan kemauan sendiri. Pulang adalah sebuah gerakan yang pasti dan tidak bisa ditahan oleh ekuatan
apapun didunia ini. Pulang adalah gerakan menuju mati, secara perlahan-lahan tapi pasti makin hari jarak kita dengan kematian semakin pendek atau semakin dekat. Gerakan itu seirama dengan pergantian hari yang tidak pernah berhenti, pergantian minggu, jam, menit dan detik. Karena itu dia tidak bisa dihindari oleh penjahat yang licik sekalipun. Tidak bisa diperlambat oleh pakar yang bagaimanapun. Lambat atau cepat, mau atau terpaksa, manusia pasti akan pulang kenegeri asalnya, negeri akhirat yang abadi. Selama bumi masih berputar maka selama itu pula jarak kita kekubur semakin dekat.
Dimana-mana kita menyaksikan orang yang pulang itu dengan berbagai sebab. Ada yang
pulang disebabkan tabrakan maut yang mengerikan, atau kecelakaan pesawat yang memilukan. Ada yang pulang dengan mengalami musibah tanah longsor, banjir, gempa bumi dan sebagainya. Ada yang pulang dengan didahului derita bertahun-tahun dan ada yang pulang hanya dengan sebab jatuh tersungkur dan begitu seterusnya. Tapi yang pasti dari semua itu, bahwa semua mereka pulang tidak membawa keberhasilan atau kegagalannya, tidak membawa sakit dan penyakit. Yang sakit jantung tidak membawa penyakit jantungnya, yang sakit perut tidak membawa sakit perutnya. Yang pengusaha tidak membawa gudangnya, yang dipertuan agung tidak membawa keagungannya, yang hina tidak membawa kehinaannya, yang miskin tidak membawa kemiskinannya dan begitu seterusnya. Mereka pulang hanya membawa hasil perbuatan selama hidup didunia ini. Yang jahat membawa bekal kejahatannya dan yang baik membawa bekal kebaikannya dan begitu seterusnya.
Kaum Muslimin.......................!
Sungguh banyak manusia yang tertipu dan menipu diri, banyak manusia yang terlena dan lupa
daratan, banyak manusia yang terus tertipu dengan angan-angannya yang indah. Banyak manusia yang tertutup matanya melihat kebenaran karena tipuan dunia yang mempesona.
 Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan setiap diri harus
memeriksa dirinya, apa yang sudah dia persiapkan untuk hari esok. Maka bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengawasi apa yang kamu lakukan”. Al-Hasyr 18
Wahai orang-orang yang percaya akan balasan Allah. Tidak ada bekal yang lebih baik dari pada
taqwa. Bertaqwalah engkau dan periksalah dirimu setiap saat, sudah berapa bekal yang kau
persiapkan untuk mati.?
Jangan terlambat, sebab umur hanyalah pinjaman, napas ini bukan milikmu. Dia adalah titipan
Allah untuk dimanfa’atkan setiap saat. Kapan Dia mau mengambilnya kembali, tidak ada yang bisa membantah. Seorang dokter ahli jantungpun, tidak akan bisa memberi napas kepada kekasihnya yang paling dia cintai. Bahkan kepada dirinya sendiri sekalipun. Kalaupun ada napas atau jantung buatan, pasti akan berhenti bila datang kematian.
Wahai orang yang tidak ingin menderita selamanya. Hitunglah umurmu, sudah berapa yang
kau habiskan sia-sia. Berapa dosa yang kau lakukan selama ini, berapa lagi umur yang kau harapkan untuk mengejar angan-anganmu. Jangan kau terlena dengan kesehatanmu, jangan kau tertipu dengan kebugaranmu, sebab dokter yang mengobati penyakit pasti akan mati. Orang yang segar mati, orang yang sehatpun mati. Raja-raja juga mati, orang hina pun mati. Yang muda mati, apalagi yang telah lanjut usia. Yang sakit-sakitan, yang hidup diatas pembaringan, yang merana dirumah sakit, semua pasti akan mati.
Kau tidak lihat itu, dimana-mana orang berganti-ganti pulang kenegerinya, negeri asal yang
sesungguhnya. Kau juga pasti akan pulang kenegeri asalmu yang sesungguhnya, negeri akhirat yang abadi. Kau tidak bisa “interlokal” kedunia jika kehabisan bekal. Kau tidak bisa lagi berjuang untuk mencari sukses lagi akhirat. Disana hanya tempat menerima balasan, disana hanya ada dua pilihan.
Sukses berarti masuk kesyurga dan gagal berarti masuk keneraka.
Hati-hatilah dalam hidupmu, Allah Maha Mengawasi semua gerakanmu. Sekecil apapun
dosamu pasti akan masuk dalam catatan “kiraman Katibin”. Kalau kau tidak segera minta ampun, kalau kau tidak segera bertaubat, kalau kau lengah-lengahkan kewajibanmu, kalau kau tidak segera kembali tha’at kepada Allah SWT, pasti kau juga yang akan menderita selamanya.
Kaum Muslimin........................!
Hari esok adalah masa depan yang selalu menjadi kekhawatiran setiap orang. Masa depan
adalah idaman setiap insan. Dimana-mana orang terus menyuarakan masa depan yang cerah,
dimana-mana orang terus berjuang demi masa depan yang gemilang, dimana-mana orang terus berkorban demi masa depan yang cerah, sehingga dimana-mana orang terus membanting tulang memeras keringat. Orang tidak perduli, berapapun harga masa depan itu, mereka terus berkorban. Mereka mencari ilmu kemana saja dengan biaya berapa saja, demi masa depan. Mereka terus mengembara kenegara mana saja dengan anggaran berapa saja, demi memburu masa depan. Tidak sedikit sekolah-sekolah modern yang dibangun untuk menghadapi masa depan dan peminatnyapun tidak tanggung-tanggung. Orang terus berlomba dan berjuang “demi masa depan”.
Bahkan untuk mendapatkan masa depan yang cerah itu, dunia kini malah diliputi kabut kelabu
yang memprihatinkan. Dunia kini penuh dengan kerusuhan dan pembantaian, dunia kini diliputi peperangan dan pembunuhan. Dunia kini telah terjerumus kelembah pertikaian yang
berkepanjangan, sehingga orang-orang yang sedang berjuang untuk masa depan, yang membunuh dan yang membantai, yang memerangi orang lain, justru bukan saja tidak menemukan masa depan yang cerah, melainkan mendapatkan kehinaan dan kemelaratan.
Manusia menjadi tertipu, orang pintar menjadi bodoh, mengejar masa depan dengan caranya
sendiri, sehingga mereka menemukan bukan saja kegagalan melainkan kehancuran dan
kemelaratan, kehinaan dan kesengsaraan. Mereka tidak mau perduli dengan cara yang ditunjukkan oleh Penguasa yang menguasai dirinya, Penguasa alam semesta, Penguasa yang menciptakan segalanya dengan kehendakNya.
Manakah masa depanmu yang kau perjuangkan mati-matian itu, wahai insan yang tertipu.?
Kau berjuang tak mengenal lelah. Kau berlari tak perduli luka. Kau merangkak memanjat
tebing. Kau kedinginan ditengah hutan. Kau kepanasan ditengah padang pasir. Kau terus berjuang sampai tetes darah yang terakhir, pada hal tetesan darah terakhirmu itu, adalah awal kesengsaran masa depanmu yang abadi.
Manakah keberhasilan yang kau bayar dengan harga yang sangat mahal itu.?
Kau habiskan uangmu untuk kesenanganmu yang semu. Kau bayar mahal perabot rumah
tanggamu yang akan binasa. Kau terus menghitung-hitung uangmu yang akan kau tinggalkan. Kau tidak sadar bahwa, dibalik hitungan uangmu yang semakin bertambah, disana ada hitungan ajalmu yang semakin berkurang.
Berapa lamakah masa depan yang kau geluti, wahai insan yang terlena.?
Tiga puluh tahun sudah lamanya kau habiskan umurmu sia-sia. Empat puluh tahun sudah
lamanya kau habiskan umurmu dalam menimbun dosa. Lima puluh tahun sudah lamanya umurmu kau habiskan dalam kelalaian dan permainan. Enam puluh tahun sudah lamanya umurmu kau habiskan dalam perjuangan yang salah. Kau tertipu dan ditipu oleh angan-anganmu. Kau sedang merjuang mati-matian menuju kematianmu sendiri. Kau sedang berpayah-payah untuk mencari kepayahanmu yang abadi. Kau sedang bersakit-sakit menuju kesakitan abadi. Kau sedang dimabuk oleh permainan dunia. Atau mungkin engkau lupa Tuhanmu.? Berpura-pura tidak mengenal Dia.?
Kau berpura-pura sehat, pada hal sedang sakit keras.
 “Jangan engkau seperti orang yang lupa kepada Allah, maka Allah membuat mereka lupa pada diri mereka sendiri”, mereka itulah orang-orang yang fasik. AL-HASYR 19
Karena kau lupa Tuhanmu, atau tidak percaya balasan Allah dan tidak yakin akan negeri
akhirat, maka Allah membuat kau lupa pada dirimu sendiri. Kau tidak sadar bahwa “lupa diri” ini adalah hukuman Allah atas dirimu yang lupa Allah.
Segera dekati Allah agar kau selamat selama-lamanya. Dekat dengan Allah sama dengan
mencari keselamatan sendiri. Dekat dengan Allah sama dengan mencari ketenangan hidup. Dekat dengan Allah sama dengan mencari kejayaan abadi.
Segeralah sebelum sakit bertambah parah. Segeralah sebelum bertambah jauh dari Allah.
Segeralah sebelum “lupa diri” semakin parah. Mendekati Allah akan memberikan kesejukan batin, tha’at kepada Allah akan memberi ketenangan jiwa, tunduk kepada Allah akan memberikan kemenangan abadi, kemenangan yang tidak akan pernah mengalami kekalahan untuk selamanya, sebab kemenangan yang hakiki ialah kemenangan melawan nafsu sendiri.
Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan bagi kita semua untuk segera melaksanakan
perintah dan mewnjauhi laranganNya. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin............!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar