Marilah
kita panjatkan puji syukur kehadhirat Allah SWT. atas rahmat, karunia dan kasih
sayangNya,
kita masih tetap sehat wal ‘afiat, sehingga dapat memlakukan berbagai aktifitas
hidup, dalam mempersiapkan diri menuju masa depan, terutama bekal yang akan
dibawa pulang menghadapi masa depan yang lebih pasti, masa depan abadi
dihadapan Allah SWT.
Shalawat
dan Taslim kita persembahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw.
serta para
sahabat, keluarga dan ahli warisnya sekalian.
Kaum Muslimin.......!
Kita datang
kedunia ini tidak sekedar datang untuk hidup, kita datang bukan untuk mencari
makan dan
minum, kita datang bukan untuk menjadi pedagang yang sukses, atau menjadi
petani yang berhasil,. Kita datang bukan untuk menjadi pejabat yang berwibawa,
atau pengusaha yang berjaya. Kita datang untuk tujuan tertentu yang sudah di “programkan”
oleh Allah SWT. Kita datang kedunia ini untuk selanjutkan akan meneruskan
perjalanan pulang kenegeri asal. Kita hidup bukan untuk hidup sebagaimana kita
mati bukan untuk mati. Kita hidup untuk mati dan kita mati untuk hidup kembali.
Kalau kita
datang bukan kemauan sendiri, maka sudah pasti kita akan pulang juga bukan kemauan
sendiri. Pulang adalah sebuah gerakan yang pasti dan tidak bisa ditahan oleh ekuatan
apapun
didunia ini. Pulang adalah gerakan menuju mati, secara perlahan-lahan tapi
pasti makin hari jarak kita dengan kematian semakin pendek atau semakin dekat.
Gerakan itu seirama dengan pergantian hari yang tidak pernah berhenti,
pergantian minggu, jam, menit dan detik. Karena itu dia tidak bisa dihindari
oleh penjahat yang licik sekalipun. Tidak bisa diperlambat oleh pakar yang bagaimanapun.
Lambat atau cepat, mau atau terpaksa, manusia pasti akan pulang kenegeri
asalnya, negeri akhirat yang abadi. Selama bumi masih berputar maka selama itu
pula jarak kita kekubur semakin dekat.
Dimana-mana
kita menyaksikan orang yang pulang itu dengan berbagai sebab. Ada yang
pulang
disebabkan tabrakan maut yang mengerikan, atau kecelakaan pesawat yang
memilukan. Ada yang pulang dengan mengalami musibah tanah longsor, banjir,
gempa bumi dan sebagainya. Ada yang pulang dengan didahului derita
bertahun-tahun dan ada yang pulang hanya dengan sebab jatuh tersungkur dan begitu
seterusnya. Tapi yang pasti dari semua itu, bahwa semua mereka pulang tidak
membawa keberhasilan atau kegagalannya, tidak membawa sakit dan penyakit. Yang
sakit jantung tidak membawa penyakit jantungnya, yang sakit perut tidak membawa
sakit perutnya. Yang pengusaha tidak membawa gudangnya, yang dipertuan agung
tidak membawa keagungannya, yang hina tidak membawa kehinaannya, yang miskin
tidak membawa kemiskinannya dan begitu seterusnya. Mereka pulang hanya membawa
hasil perbuatan selama hidup didunia ini. Yang jahat membawa bekal kejahatannya
dan yang baik membawa bekal kebaikannya dan begitu seterusnya.
Kaum Muslimin.......................!
Sungguh
banyak manusia yang tertipu dan menipu diri, banyak manusia yang terlena dan
lupa
daratan, banyak
manusia yang terus tertipu dengan angan-angannya yang indah. Banyak manusia yang
tertutup matanya melihat kebenaran karena tipuan dunia yang mempesona.
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan setiap diri harus
memeriksa dirinya, apa yang sudah dia persiapkan untuk hari esok. Maka
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengawasi apa
yang kamu lakukan”. Al-Hasyr 18
Wahai
orang-orang yang percaya akan balasan Allah. Tidak ada bekal yang lebih baik
dari pada
taqwa.
Bertaqwalah engkau dan periksalah dirimu setiap saat, sudah berapa bekal yang
kau
persiapkan
untuk mati.?
Jangan
terlambat, sebab umur hanyalah pinjaman, napas ini bukan milikmu. Dia adalah
titipan
Allah untuk
dimanfa’atkan setiap saat. Kapan Dia mau mengambilnya kembali, tidak ada yang
bisa membantah. Seorang dokter ahli jantungpun, tidak akan bisa memberi napas
kepada kekasihnya yang paling dia cintai. Bahkan kepada dirinya sendiri
sekalipun. Kalaupun ada napas atau jantung buatan, pasti akan berhenti bila
datang kematian.
Wahai orang
yang tidak ingin menderita selamanya. Hitunglah umurmu, sudah berapa yang
kau
habiskan sia-sia. Berapa dosa yang kau lakukan selama ini, berapa lagi umur
yang kau harapkan untuk mengejar angan-anganmu. Jangan kau terlena dengan
kesehatanmu, jangan kau tertipu dengan kebugaranmu, sebab dokter yang mengobati
penyakit pasti akan mati. Orang yang segar mati, orang yang sehatpun mati.
Raja-raja juga mati, orang hina pun mati. Yang muda mati, apalagi yang telah
lanjut usia. Yang sakit-sakitan, yang hidup diatas pembaringan, yang merana
dirumah sakit, semua pasti akan mati.
Kau tidak
lihat itu, dimana-mana orang berganti-ganti pulang kenegerinya, negeri asal
yang
sesungguhnya.
Kau juga pasti akan pulang kenegeri asalmu yang sesungguhnya, negeri akhirat
yang abadi. Kau tidak bisa “interlokal” kedunia jika kehabisan bekal. Kau tidak
bisa lagi berjuang untuk mencari sukses lagi akhirat. Disana hanya tempat
menerima balasan, disana hanya ada dua pilihan.
Sukses
berarti masuk kesyurga dan gagal berarti masuk keneraka.
Hati-hatilah
dalam hidupmu, Allah Maha Mengawasi semua gerakanmu. Sekecil apapun
dosamu
pasti akan masuk dalam catatan “kiraman Katibin”. Kalau kau tidak segera minta
ampun, kalau kau tidak segera bertaubat, kalau kau lengah-lengahkan
kewajibanmu, kalau kau tidak segera kembali tha’at kepada Allah SWT, pasti kau
juga yang akan menderita selamanya.
Kaum
Muslimin........................!
Hari esok
adalah masa depan yang selalu menjadi kekhawatiran setiap orang. Masa depan
adalah
idaman setiap insan. Dimana-mana orang terus menyuarakan masa depan yang cerah,
dimana-mana
orang terus berjuang demi masa depan yang gemilang, dimana-mana orang terus berkorban
demi masa depan yang cerah, sehingga dimana-mana orang terus membanting tulang memeras
keringat. Orang tidak perduli, berapapun harga masa depan itu, mereka terus
berkorban. Mereka mencari ilmu kemana saja dengan biaya berapa saja, demi masa
depan. Mereka terus mengembara kenegara mana saja dengan anggaran berapa saja,
demi memburu masa depan. Tidak sedikit sekolah-sekolah modern yang dibangun
untuk menghadapi masa depan dan peminatnyapun tidak tanggung-tanggung. Orang
terus berlomba dan berjuang “demi masa depan”.
Bahkan
untuk mendapatkan masa depan yang cerah itu, dunia kini malah diliputi kabut
kelabu
yang
memprihatinkan. Dunia kini penuh dengan kerusuhan dan pembantaian, dunia kini
diliputi peperangan dan pembunuhan. Dunia kini telah terjerumus kelembah
pertikaian yang
berkepanjangan,
sehingga orang-orang yang sedang berjuang untuk masa depan, yang membunuh dan
yang membantai, yang memerangi orang lain, justru bukan saja tidak menemukan
masa depan yang cerah, melainkan mendapatkan kehinaan dan kemelaratan.
Manusia
menjadi tertipu, orang pintar menjadi bodoh, mengejar masa depan dengan caranya
sendiri,
sehingga mereka menemukan bukan saja kegagalan melainkan kehancuran dan
kemelaratan,
kehinaan dan kesengsaraan. Mereka tidak mau perduli dengan cara yang
ditunjukkan oleh Penguasa yang menguasai dirinya, Penguasa alam semesta,
Penguasa yang menciptakan segalanya dengan kehendakNya.
Manakah
masa depanmu yang kau perjuangkan mati-matian itu, wahai insan yang tertipu.?
Kau
berjuang tak mengenal lelah. Kau berlari tak perduli luka. Kau merangkak
memanjat
tebing. Kau
kedinginan ditengah hutan. Kau kepanasan ditengah padang pasir. Kau terus
berjuang sampai tetes darah yang terakhir, pada hal tetesan darah terakhirmu
itu, adalah awal kesengsaran masa depanmu yang abadi.
Manakah
keberhasilan yang kau bayar dengan harga yang sangat mahal itu.?
Kau
habiskan uangmu untuk kesenanganmu yang semu. Kau bayar mahal perabot rumah
tanggamu
yang akan binasa. Kau terus menghitung-hitung uangmu yang akan kau tinggalkan.
Kau tidak sadar bahwa, dibalik hitungan uangmu yang semakin bertambah, disana
ada hitungan ajalmu yang semakin berkurang.
Berapa
lamakah masa depan yang kau geluti, wahai insan yang terlena.?
Tiga puluh
tahun sudah lamanya kau habiskan umurmu sia-sia. Empat puluh tahun sudah
lamanya kau
habiskan umurmu dalam menimbun dosa. Lima puluh tahun sudah lamanya umurmu kau
habiskan dalam kelalaian dan permainan. Enam puluh tahun sudah lamanya umurmu
kau habiskan dalam perjuangan yang salah. Kau tertipu dan ditipu oleh
angan-anganmu. Kau sedang merjuang mati-matian menuju kematianmu sendiri. Kau
sedang berpayah-payah untuk mencari kepayahanmu yang abadi. Kau sedang
bersakit-sakit menuju kesakitan abadi. Kau sedang dimabuk oleh permainan dunia.
Atau mungkin engkau lupa Tuhanmu.? Berpura-pura tidak mengenal Dia.?
Kau
berpura-pura sehat, pada hal sedang sakit keras.
“Jangan
engkau seperti orang yang lupa kepada Allah, maka Allah membuat mereka lupa
pada diri mereka sendiri”, mereka
itulah orang-orang yang fasik. AL-HASYR 19
Karena kau
lupa Tuhanmu, atau tidak percaya balasan Allah dan tidak yakin akan negeri
akhirat, maka
Allah membuat kau lupa pada dirimu sendiri. Kau tidak sadar bahwa “lupa
diri” ini adalah hukuman Allah atas dirimu yang
lupa Allah.
Segera
dekati Allah agar kau selamat selama-lamanya. Dekat dengan Allah sama dengan
mencari
keselamatan sendiri. Dekat dengan Allah sama dengan mencari ketenangan hidup.
Dekat dengan Allah sama dengan mencari kejayaan abadi.
Segeralah
sebelum sakit bertambah parah. Segeralah sebelum bertambah jauh dari Allah.
Segeralah
sebelum “lupa diri” semakin parah. Mendekati Allah akan memberikan kesejukan batin, tha’at
kepada Allah akan memberi ketenangan jiwa, tunduk kepada Allah akan memberikan kemenangan
abadi, kemenangan yang tidak akan pernah mengalami kekalahan untuk selamanya, sebab
kemenangan yang hakiki ialah kemenangan melawan nafsu sendiri.
Mudah-mudahan
Allah memberikan kekuatan bagi kita semua untuk segera melaksanakan
perintah
dan mewnjauhi laranganNya. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin............!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar