SELAMAT DATANG TELAH BERKUNJUNG DI BLOG KAMI AHBAB MERAUKE AHBAB MERAUKE /Abdul fatah Halaqoh Semangga: MAKAN UNTUK HIDUP ATAU HIDUP UNTUK MAKAN

Sabtu, 18 April 2015

MAKAN UNTUK HIDUP ATAU HIDUP UNTUK MAKAN



Firman Allah dalam Al-Quran surat Muhammad, ayat 12:

وَ الَّذِ يْنَ كَفَرُوْا يَتَمَتَّعُوْ نَ وَيَأْ  كُلُوْ نَ كَمَا تَأْ  كُلُ الْاَنْعَا مُ وَ النَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ،
“Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka”.

Seorang yang hidupnya untuk makan, maka nilainya orang itu disamakan oleh Allah swt. dengan kehidupan binatang kerena binatang itu hidupnya hanya untuk makan, bahkan lebih hida dari binatang. Tempat mereka di Neraka seperti tersebut dalam ayat ini. Binatang adalah mahluk Allah swt. yang tidak mempunyai akal, maka didalam dirinya tidak terdapat usul-usul dan pernyataan dan sebagiannya untuk merubah dan meperbaiki nasib hidupnya. Lihatlah seekor kerbau, sapi, kuda dan sebagainya. Setiap hari dia harus bekerja membanting tulang untuk tuannya, dan jika dia sudah bekerja, maka dia diberi makan denggan sekenyang-kenyangnya. Sekalipun dia dipukul, ditarik kemana saja dan di pekerjakan mengangkut barang-barang yang berat, maka dari mulutnya tidak akan terdapat sesuatu kalimat yang menyatakan sesuatu, dia menurut saja asal perutnya diberi makan sekenyang-kenyangnya, sudah cukup baginya. Bagi binatang, yang dinilai adalah tubuh kasarnya dan apabila badanya gemuk dan kuat, maka berhargalah binatang itu. Manusia adalah makhluk Allah swt. yang semulia-mulianya, kepadanya dianugrahi Allah akal dan nafsu, sedangkan akal dia dapat berfikir untuk kemajuan hidupnya, dan dengan dorongan nafsu, akalnya akan berfikir maju, sebab nafsu itu banyak mempunyai keinginan-keinginan, yang semua keinginan itu akallah yang mengoreksi, baik dan buruknya, yang baik itulah yang akan leksanakannya dan yang buruk tentulah ditinggalkannya.
Orang yang beriman hidupnya bukan untuk makan, tetapi dia makan supaya bisa hidup. Dari itu dia bekerja membagi waktu dengan sebaik-baiknya, ada waktu mencari rizki, dan ada waktu untuk menghadap kepada Allah swt. yaitu ibadah.  
Apakah artinya hidup hanya untuk makan, sebab nilai pribadi manusia tidak terletak pada jasmani saja, tetapi juga pada rohani dan budi pekerti yang baik. Kalau manusia mempunyai tujuan hidup untuk makan, maka kalahlah manusia olah kerbau, sapi dan sebagainya, sebab binatang itu makannya sangat banyak, tetapi manusia walaupun banyak hartanya, namun makanya hanya sekedarnya saja dan tidak dapat berlebih-lebihan, sebab kantong makanannya itu sudah ditentukan oleh Allah bentuknya kecil, tidak seperti binatang. Dari itu janganlah manusia di dalam hidup ini memikirkan perutnya saja, tetapi berbaktilah kepada Allah, inilah yang menjadi tujuan hidup manusia di alam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar