Firman Allah
dalam Al-Quran surat Muhammad, ayat 12:
وَ
الَّذِ يْنَ كَفَرُوْا يَتَمَتَّعُوْ نَ وَيَأْ
كُلُوْ نَ كَمَا تَأْ كُلُ الْاَنْعَا
مُ وَ النَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ،
“Orang-orang kafir bersenang-senang
(di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah
tempat tinggal mereka”.
Seorang yang
hidupnya untuk makan, maka nilainya orang itu disamakan oleh Allah swt. dengan
kehidupan binatang kerena binatang itu hidupnya hanya untuk makan, bahkan lebih
hida dari binatang. Tempat mereka di Neraka seperti tersebut dalam ayat ini. Binatang
adalah mahluk Allah swt. yang tidak mempunyai akal, maka didalam dirinya tidak
terdapat usul-usul dan pernyataan dan sebagiannya untuk merubah dan meperbaiki
nasib hidupnya. Lihatlah seekor kerbau, sapi, kuda dan sebagainya. Setiap hari
dia harus bekerja membanting tulang untuk tuannya, dan jika dia sudah bekerja,
maka dia diberi makan denggan sekenyang-kenyangnya. Sekalipun dia dipukul,
ditarik kemana saja dan di pekerjakan mengangkut barang-barang yang berat, maka
dari mulutnya tidak akan terdapat sesuatu kalimat yang menyatakan sesuatu, dia
menurut saja asal perutnya diberi makan sekenyang-kenyangnya, sudah cukup
baginya. Bagi binatang, yang dinilai adalah tubuh kasarnya dan apabila badanya
gemuk dan kuat, maka berhargalah binatang itu. Manusia adalah makhluk Allah
swt. yang semulia-mulianya, kepadanya dianugrahi Allah akal dan nafsu,
sedangkan akal dia dapat berfikir untuk kemajuan hidupnya, dan dengan dorongan
nafsu, akalnya akan berfikir maju, sebab nafsu itu banyak mempunyai
keinginan-keinginan, yang semua keinginan itu akallah yang mengoreksi, baik dan
buruknya, yang baik itulah yang akan leksanakannya dan yang buruk tentulah
ditinggalkannya.
Orang yang
beriman hidupnya bukan untuk makan, tetapi dia makan supaya bisa hidup. Dari itu
dia bekerja membagi waktu dengan sebaik-baiknya, ada waktu mencari rizki, dan
ada waktu untuk menghadap kepada Allah swt. yaitu ibadah.
Apakah artinya
hidup hanya untuk makan, sebab nilai pribadi manusia tidak terletak pada
jasmani saja, tetapi juga pada rohani dan budi pekerti yang baik. Kalau manusia
mempunyai tujuan hidup untuk makan, maka kalahlah manusia olah kerbau, sapi dan
sebagainya, sebab binatang itu makannya sangat banyak, tetapi manusia walaupun
banyak hartanya, namun makanya hanya sekedarnya saja dan tidak dapat
berlebih-lebihan, sebab kantong makanannya itu sudah ditentukan oleh Allah
bentuknya kecil, tidak seperti binatang. Dari itu janganlah manusia di dalam
hidup ini memikirkan perutnya saja, tetapi berbaktilah kepada Allah, inilah
yang menjadi tujuan hidup manusia di alam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar