SELAMAT DATANG TELAH BERKUNJUNG DI BLOG KAMI AHBAB MERAUKE AHBAB MERAUKE /Abdul fatah Halaqoh Semangga: Mendidik Anak Cara Islam

Sabtu, 12 Oktober 2013

Mendidik Anak Cara Islam


Bagaimana Mendidik Anak-anak Kita?                         
Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS: At-Tahrim: 6).
Ibu, Bapak dan Guru bertanggungjawab di depan Allah terhadap pendidikan generasi muda. Jika pendidikan mereka baik, maka berbahagialah generasi tersebut di dunia dan akhirat. Tapi jika mereka mengabaikan pendidikannya maka sengsaralah generasi tersebut, dan beban dosanya berada pada leher mereka. Untuk itu disebutkan dalam suatu hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap orang di antara kamu adalah pemimpin, dan masing-masing bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (Muttafaq alaih).
Maka adalah merupakan kabar gembira bagi seorang guru, sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
فَوَ اللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً واحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعِمَ
“Demi Allah, bahwa petunjuk yang diberikan Allah kepada seseorang melalui kamu lebih baik bagimu dari pada unta merah (kekayaan yang banyak).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan juga merupakan kabar gembira bagi kedua orang tua, sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم berikut ini :
إِذَا مَاتَ الاِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَملُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أوْ وَلدٍ صَالـِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; sedekah jariyah, atau ilmu yang berrrmanfaat, atau anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim).
Maka seorang pendidik hendaknya melakukan perbaikan dirinya terlebih dahulu, karena perbuatan baik bagi anak-anak adalah yang dikerjakan oleh pendidik dan perbuatan jelek bagi anak-anak adalah yang ditinggalkan oleh pendidik. Sesungguhnya tingkah laku guru dan kedua orang tua yang baik di depan anak-anak merupakan pendidikan yang paling utama bagi mereka.
1.    Melatih anak-anak untuk mengucapkan kalimat syahadat لَاَإِلَهَ إِ لاَّ اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ dan menjelaskan maknanya ketika mereka sudah besar.
2.       Menanamkan rasa cinta dan iman kepada Allah dalam hati mereka, karena Allah adalah pencipta, pemberi rizki dan penolong satu-satuya tanpa ada sekutu bagiNya.
3.   Memberi kabar gembira kepada mereka dengan janji surga, bahwa surga akan diberikan kepada orang-orang yang melakukan shalat, puasa, mentaati kedua orang tua dan berbuat amalan yang diridhai oleh Allah, serta menakuti mereka dengan neraka, bahwa neraka diperuntukkan bagi orang yang meninggalkan shalat, menyakiti orang tua, membenci Allah, melakukan hukum selain hukum Allah dan memakan harta orang dengan menipu, membohongi, riba dan lain sebagainya.
4.  Mengajarkan anak-anak untuk meminta dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata, sebagaimana sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم kepada anak pamannya :
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
“Jika kamu meminta sesuatu mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon pertolongan mohonlah kepada Allah.” (HR. Turmudzi dan Turmudzi berkata Hadits ini Hasan Shahih)


Mengajarkan Shalat
1.         Pengajaran shalat kepada anak laki-laki maupun perempuan pada masa kecil adalah wajib, agar mereka terbiasa jika sudah besar. Rasululah صلي الله عليه وسلم berabda :
عَلِّمُوا أَوْلَادَكُمْ الصَّلَاةِ إِذَا بَلَغُوا سَبْعًا وَاضْربُوهُمْ عَلَيْهَا إِذَا بَلَغُوا عَشْرًا وَفَرِّقُوا بَـيْنَهُمْ فِي الـمَـضَاجعِ
“Ajarkanlah shalat kepada anak-anakmu jika sudah sampai umur tujuh tahun, pukullah jika sudah sampai umur sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad dengan Isnad Shahih).
2.     Pengajaran shalat tersebut dilakukan dengan wudhu’ dan shalat di depan mereka, membawa mereka pergi bersama ke masjid, memberikan kepada mereka buku tentang cara-cara shalat sehingga seluruh keluarga mempelajari peraturan shalat. Hal ini merupakan kewajiban seorang guru dan kedua orang tua. Setiap pengurangan tenggung jawab tersebut akan ditanya oleh Allah.
3.   Mengajarkan Al-Qur’an Al-Karim kepada anak-anak, di mulai dari surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek serta menghafal do’a Tahiyyah untuk shalat. Menyediakan guru untuk mengajar tajwid, mengahafal Qur’an dan hadits.
4.   Mendorong anak-anak untuk shalat Jum’at dan jama’ah di masjid di belakang kaum lelaki, berlemah lembut dalam memberi nasehat jika mereka bersalah, tidak dengan suara keras dan mengagetkan mereka, agar mereka tidak meninggalkan shalat dan kemudian kita berdosa. Jika ingat masa-masa kanak-kanak dan permainan kita, kita akan memaklumi hal itu.
Memperingatkan Untuk Menjauhi Larangan
1.     Memperingatkan anak untuk tidak kafir, mencerca dan melaknat orang serta berbicara yang jelek. Menyadarkan anak dengan lemah lembut bahwa kekufuran itu haram yang menyebabkan kerugian masuk neraka.
2.     Hendaknya kita menjaga omongan kita di depan mereka agar menjadi suri tauladan yag baik bagi mereka.
3.     Memperingatkan anak untuk tidak main judi dengan segala macamnya, seperti yanasib, rolet dan lainnya meskipun hanya untuk hiburan karena hal itu mendorong kepada perjudian dan pertikaian serta merugikan diri, harta dan waktu mereka sendiri serta menghilangkan shalat mereka.
4.     Melarang anak-anak membaca majalah dan gambar porno serta cerita-cerita komik persilatan dan seksualitas. Melarang penyiaran film-film serupa di bioskop maupun TV karena berbahaya bagi akhlak dan masa depan anak-anak.
5.   Melarang anak merokok dan memberi pengertian kepada mereka, bahwa para dokter berpendapat sama bahwa merokok berbahaya bagi badan, menyebabkan kanker, merusak gigi, baunya tidak enak, merusak paru-paru dan tidak ada faedahnya sehingga menjual dan menghisap adalah haram. Menasihati mereka untuk makan buah-buahan dan asinan sebagai ganti rokok.
6.     Membiasakan anak-anak jujur dalam perkataan dan perbuatan. Hendaknya kita tidak berbohong kepada mereka meskipun hanya bergurau. Jika kita menjanjikan sesuatu kepada mereka handaknya kita penuhi. Dalam hadits sahih disebutkan :
مَنْ قَالَ لِصَبـِيٍّ تَعَالَ هَاكَ (خُذْ) ثُـمَّ لَـمْ يُعْطِهِ فَهِيَ كِذْبَةٌ
“Barangsiapa berkata kepada anak kecil ‘ambillah’ kemudian tidak memberinya maka hal itu adalah kebohongan.” (Shahih, HR. Ahmad).
7.     Tidak memberi makan kepada anak-anak dengan uang haram seperti uang sogok, riba, hasil pencurian, dan penipuan, karena hal itu menyebabkan kesengsaraan, kedurhakaan dan kemaksiatan mereka.
8.     Tidak mendo’akan kebinasaan dan kemarahan terhadap anak, karena do’a baik maupun buruk kadang-kadang dikabulkan, dan mungkin menambah kesesatan mereka. Lebih baik jika kita mengatakan kepada anak; semoga Allah memperbaiki kamu.
9.     Memperingatkan anak-anak untuk tidak melakukan perbuatan syirik kepada Allah, seperti : berdo’a kepada orang-orang yang sudah mati, meminta pertolongan dari mereka. Padahal mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak bisa mendatangkan bahaya maupun manfaat.
Allah berfirman :
وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذاً مِّنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu menyembah kepada selain Allah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, sebab jika kamu berbuat yang demikian itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik).” (QS: Yunus : 106).
Tutup Aurat dan Hijab
1.     Memberikan kepada anak perempuan tutup aurat pada masa kecilnya agar terbiasa pada waktu dewasa. Tidak memberikan pakaian pendek kepada mereka, tidak memberikan celana dan baju saja karena hal itu menyerupai kaum lelaki dan orang-orang kafir dan menyebabkan fitnah. Menyuruh kepadanya untuk menggunakan sapu tangan di atas kepala sejak umur tujuh tahun, menutup wajah ketika sudah dewasa dan memakai pakaian hitam panjang yang menutupi seluruh aurat yang dapat menjaga kehormatannya. Dan Al-Qur’an mengajak kepada seluruh perempuan kaum mukmin untuk berhijab, sebagaimana desebutkan :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Ahzab : 59).
Al-Qur’an juga melarang kaum wanita terlalu bertingkah dan berhias di luar rumah. Allah berfirman :
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS: Al-Ahzab : 33).
2.     Mewasiatkan kepada anak untuk memakai pakaian sesuai jenisnya sehingga pakaian wanita tidak sama dengan pakaian lelaki, juga mewasiatkan kepada mereka untuk menjauhi pakaian asing seperti celana sempit, memanjangkan kuku dan rambut serta memendekkan jenggot. Dalam hadits shahih disebutkan:
لَعَنَ رَسُوْلُاللهِ صلي الله عليه وسلم المُتَشَبِّهِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ وَ المُتَشَبِّهِا تِ مِنَ النَّسَاءِ بِالرِّجَالِ وَلَعَنَ الـمُـخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالـمُتَرَجِّلَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم melaknat kaum lelaki yang memakai pakaian seperti kaum wanita dan kaum wanita yang memakai pakaian seperti kaum lelaki, serta kaum waria baik laki-laki maupun perempuan.” (HR. Bukhari).
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia telah termasuk di dalam kaum tersebut.” (HR. Abu Daud).
Akhlak dan Sopan Santun
1.     Kita biasakan anak untuk menggunakan tangan kanan dalam mengambil, memberi, makan, minum, menulis dan menerima tamu, dan mengajarkannya untuk selalu memulai setiap pekerjaan dengan basmalah terutama untuk makan dan minum dan harus dilakukan dengan duduk serta di akhiri dengan membaca hamdalah.
2.     Membiasakan anak untuk selalu menjaga kebersihan , memotong kukunya, mencuci kedua tangannya sebelum dan sesudah makan, dan mengajarinya untuk bersuci ketika buang air kecil maupun air besar sehinga tidak membuat najis pakaiannya dan shalatnya menjadi sah.
3.     Berlemah lembut dalam memberi nasehat kepada mereka dengan secara diam-diam, tidak membuka kesalahan mereka di depan umum, jika mereka tetap membandel maka kita diamkan selama tiga hari dan tidak lebih dari itu.
4.     Menyuruh anak-anak untuk diam ketika azan berkumandang dan menjawab bacaan-bacaan muazin kemudian bershalawat atas Nabi dan berdo’a :
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ اَلدَّعْوَةِ اَلتَّامَّةِ  وَالصَّلَاةِ اَلْقَائِمَةِ  آتِ مُحَمَّدًا اَلْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ  وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا اَلَّذِي وَعَدْتَهُ 
"Ya Allah Tuhan panggilan yang sempurna dan sholat yang ditegakkan berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan dan bangunkanlah beliau dalam tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan"
5.     Memberi kasur pada setiap anak jika memungkinkan, jika tidak maka setiap anak diberikan selimut sendiri-sendiri. Akan lebih utama jika anak perempuan mempunyai kamar sendiri dan anak laki-laki mempunyai kamar sendiri, guna menjaga akhlak dan kesehatan mereka.
6.     Membiasakan mereka untuk tidak membuang sampah dan kotoran di tengah jalan dan menghilangkan hal yang menyebabkan mereka sakit.
7.     Waspada terhadap persahabatan mereka dengan kawan-kawan yang nakal, mengawasi mereka, dan melarang mereka untuk duduk-duduk di pinggir jalan.
8.     Memberi salam kepada anak-anak di rumah, di jalan dan di kelas dengan lafadz:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
9.     Berpesan kepada anak untuk berbuat baik kepada tetangga dan tidak menyakiti mereka.
10.  Membiaskan anak untuk bersikap hormat dan memuliakan tamu serta menghidangkan suguhan baginya.

Berbakti Kepada Orang Tua
Jika kamu ingin berhasil di dunia dan akhirat, maka kerjakanlah beberapa pesan sebagai berikut:
1.     Berbicaralah kepada kedua orang tuamu dengan sopan santun, jangan mengucakan “ah” kepada mereka, jangan hardik mereka dan berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang baik.
2.     Taati selalu kedua orang tuamu selama tidak dalam maksiat, karena tidak ada ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Allah.
3.     Berlemah lembutlah kepada kedua orang tuamu, jangan bermuka masam di depannya, dan janganlah memelototi  mereka dengan marah.
4.     Jaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orang tua. Dan janganlah mengambil sesuatu pun tanpa seizin keduanya.
5.     Lakukanlah hal-hal yang meringankan keduanya meski tanpa perintah seperti berkhidmat, membelikan beberapa keperluan dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.
6.     Musyawarahkan segala pekerjaanmu dengan orang tua dan mintalah maaf kepada mereka jika terpaksa kamu berselisih pendapat.
7.     Segera penuhi panggilan mereka dengan wajah yang tersenyum sambil berkata : ada apa, bu! atau ada apa, pak!
8.     Hormati kawan dan sanak kerabat mereka ketika mereka masih hidup dan sesudah mati.
9.     Jangan bantah mereka dan jangan persalahkan mereka, tapi usahakan dengan sopan kamu dapat menjelaskan yang benar.
10.  Jangan kau bantah perintah mereka, jangan kamu keraskan suaramu atas mereka, dengarkanlah pembicaraanya, bersopan santunlah terhadap mereka, dan jangan ganggu saudaramu untuk menghormati kedua orang tuamu.
11.  Bangunlah jika kedua orang tuamu masuk ke tempatmu dan  ciumlah kepala mereka.
12.  Bantulah ibumu di rumah dan  jangan terlambat membantu ayahmu di dalam pekerjaannya.
13.  Jangan pergi jika mereka belum memberi izin meski untuk urusan penting, jika terpaksa harus pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan jangan sampai memutuskan surat menyurat dengannya.
14.  jangan masuk ke tempat mereka kecuali setelah memdapat izin terutama pada waktu tidur dan istirahat mereka.
15.  Jangan makan sebelum mereka dan hormatilah mereka dalam makanan dan minuman.
16.  Jangan berbohong dengan mereka dan jangan cela mereka jika mereka berbuat yang tidak menarik anda.
17.  Jangan utamakan isterimu atau anakmu atas mereka. Mintalah restu dan ridho dari mereka sebelum melakukan segala sesuatu, karena ridho Allah terletak pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan mereka.
18.  Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka dan jangan menselonjorkan kedua kakimu dengan congkak di depan mereka.
19.  Jangan congkak terhadap nasib ayahmu meski engkau seorang pegawai besar, dan usahakan tidak pernah mengingkari kebaikan mereka atau menyakiti mereka meski hanya dengan satu kata.
20.  Jangan kikir untuk menginfakkan harta kepada mereka sampai mereka mengadu padamu dan itu merupakan kehinaan bagimu dan itu akan kamu dapatkan balasannya dari anak-anakmu. Apa yang kamu perbuat akan mendapat balasan.
21.  Perbanyak melakukan kunjungan kepada kedua orang tua dan memberi hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah keduanya, dan ambillah pelajaran dari anak-anakmu yaitu merasakan beratnya mendidik mereka.
22.  Orang yang paling berhak mendapat penghormatan adalah ibumu, kemudian ayahmu. Ketahuilah bahwa surga ada di bawah talapak kaki ibu.
23.  Usahakan untuk tidak menyakit kedua orang tua dan menjadikan mereka marah sehingga kamu merana di dunia dan akhirat, dan anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orang tuamu.
24.  Jika meminta sesuatu dari kedua orang tuamu maka berlemah-lembutlah, berterima kasihlah atas pemberian mereka dan maafkan jika menolak permintaanmu serta jangan trelalu banyak meminta agar tidak mengganggu mereka.
25.  Jika kamu sudah mempu mencari rizki maka bekerjalah dan bantulah kedua orang tuamu.
26.  Kedua orang tuamu mempunyai hak atas kamu, dan isterimu mempunyai hak atas kamu, maka berilah hak mereka. Jika keduanya berselisih usahakan kamu pertemukan dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.
27.  Jika kedua orang tuamu bertengkar dengan isterimu, maka bertindaklah bijaksana, dan beri pengertian kepada isterimu bahwa kamu berpihak padanya jika ia benar, hanya kamu terpaksa harus merupakan penolong yang paling baik.
28.  Jika kamu berselisih dengan kedua orang tua tentang perkawinan dan talak maka kembalikan pada hukum Islam karena hal itu merupakan penolong yang paling baik.
29.  Do’a orang tua untuk kebaikan dan kejelekan diterima Allah, maka hati-hatilah terhadap do’a dari kejelekan mereka .
30.  Bersopan santunlah dengan orang, karena barangsiapa mencela orang tua seseorang maka orang tadi akan mencaci orang tuanya. Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda :
مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلً وَالِدَيْهِ يَسُبُ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُ أَبَاهُ  وَ يَسُبُ أُمَّهُ فَيَسُبُ أُمَّهُ
“Diantara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orang tuanya; mencaci ayah orang maka ia mencaci ayahnya sendiri, mencaci lbu orang maka ia mencaci ibunya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
31.  Kunjungilah kedua orang tuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya, bersedekahlah atas nama mereka dan perbanyaklah do’a untuknya sambil berkata :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ، رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا
"Ya Rabb ampunilah aku dan kedua ibu bapakku, ya Rabb sayangilah keduanya sebagaimana keduanyanya memeliharaku waktu kecil”.




Abdul fatah halaqoh semangga Dzulhijjah 1434 H; 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar