SELAMAT DATANG TELAH BERKUNJUNG DI BLOG KAMI AHBAB MERAUKE AHBAB MERAUKE /Abdul fatah Halaqoh Semangga: 2018

Sabtu, 15 Desember 2018

MENUNDUKKAN PANDANGAN

Menundukkan Pandangan Mata

Mata adalah sahabat sekaligus penuntun bagi hati. Mata mentransfer berita-berita yang dilihatnya ke hati sehingga membuat pikiran berkelana karenanya. Karena melihat secara bebas bisa menjadi faktor timbulnya keinginan dalam hati, maka syariat yang mulia ini telah memerintahkan kepada kita untuk menundukkan pandangan kita terhadap sesuatu yang dikhawatirkan menimbulkan akibat yang buruk.
Perintah untuk Menundukkan Pandangan
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] : 30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
هذا أمر من الله تعالى لعباده المؤمنين أن يغضوا من أبصارهم عما حرم عليهم، فلا ينظروا إلا إلى ما أباح لهم النظر إليه ، وأن يغضوا أبصارهم عن المحارم
“Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/41)
Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah Ta’ala terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan.
Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata. Rasulullah bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
”Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعَيْنُ تَزْنِي، وَالْقَلْبُ يَزْنِي، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا الْقَلْبِ التَّمَنِّي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ مَا هُنَالِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ
“Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad no. 8356. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.)
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan zina mata pertama kali, karena inilah dasar dari zina tangan, kaki, hati, dan kemaluan. Kemaluan akan tampil sebagai pembukti dari semua zina itu jika akhirnya benar-benar berzina, atau mendustakannya jika tidak berzina. Oleh karena itu, marilah kita menundukkan pandangan kita. Karena jika mengumbarnya, berarti kita telah membuka berbagai pintu kerusakan yang besar.
Fitnah telah Mengepung Kita
Di zaman sekarang ini, sungguh berat memang fitnah yang ada di sekeliling kita. Ketika kita keluar rumah, maka kita segera dikepung dengan fitnah yang dapat menggoda pandangan kita ke arah yang haram. Terlihatlah oleh pandangan kita, wanita-wanita yang keluar rumah tanpa menutup aurat, tanpa sedikit pun rasa malu di hadapan Allah Ta’ala yang telah menciptakan dan memberikan berbagai nikmat kepadanya. Sebagian mengenakan pakaian yang ketat, sebagian mengenakan rok mini, dan sebagian lagi mengenakan pakaian yang transparan. Mereka berpakaian, akan tetapi pada hakikatnya telanjang. Bisa jadi ketika iman dan rasa takut kita kepada Allah Ta’ala sedang luntur, maka dengan mudah kita mengumbar pandangan dan syahwat kita itu dan melalaikan perintah Allah Ta’ala kepada kita. Dan ketika pandangan mata bisa membangkitkan nafsu birahi, maka dari pandangan mata itu pula bisa menjerumuskan kita kepada kerusakan yang besar, seperti onani, masturbasi, sampai ke zina yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, benarlah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
”Aku tidaklah meninggalkan cobaan yang lebih membahayakan bagi laki-laki selain dari (cobaan berupa) wanita” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 9798).
Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun perlu memperingatkan kita secara khusus dengan sabdanya,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
”Sesungguhnya dunia itu manis. Dan sesungguhnya Allah telah menguasakan dunia itu kepada kamu sekalian, dan memperhatikan apa yang kalian kerjakan. Maka takutlah kepada dunia dan takutlah kepada wanita. Karena sumber bencana bani Israil pertama kali berasal dari wanita.” (HR. Muslim no. 2742).
Pahala bagi Orang yang Menundukkan Pandangannya dari Perkara yang Haram
Begitu beratnya menundukkan pandangan mata, apalagi pada zaman sekarang ini, sehingga Allah pun akan membalas hamba-hambaNya yang istiqomah melaksanakan perintah-Nya dengan pahala yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda,

النَّظْرَةُ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومَةٌ فَمَنْ تَرَكَهَا مِنْ خَوْفِ اللَّهِ أَثَابَهُ جَلَّ وَعَزَّ إِيمَانًا يَجِدُ حَلَاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
”Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya yang terasa manis baginya” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7875).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
اضْمَنُوا لِي سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ: اصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ، وَأَوْفُوا إِذَا وَعَدْتُمْ، وَأَدُّوا إِذَا اؤْتُمِنْتُمْ، وَاحْفَظُوا فُرُوجَكُمْ، وَغُضُّوا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُّوا أَيْدِيَكُمْ
”Jaminlah aku dengan enam perkara, dan aku akan menjamin kalian dengan surga: jujurlah (jangan berdusta) jika kalian berbicara; tepatilah jika kalian berjanji; tunaikanlah jika kalian dipercaya (jangan berkhianat); peliharalah kemaluan kalian; tahanlah pandangan kalian; dan tahanlah kedua tangan kalian.” (HR. Ahmad no. 22757. Dinilai hasan lighairihi oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth).
Menikah, Sarana Menjaga Pandangan Mata
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
”Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan” (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).
Dengan keimanan dan rasa takut dalam hatinya, seseorang bisa saja menahan pandangan matanya dari yang haram. Akan tetapi, dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa dengan menikah, seseorang akan lebih dapat menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Karena dia bisa menyalurkan syahwatnya kepada sesuatu yang halal, yaitu istrinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ، فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ
”Sesungguhnya wanita itu maju dalam rupa setan dan membelakang dalam rupa setan. Jika salah seorang dari kalian melihat wanita yang mengagumkannya, maka datangilah istrinya. Karena hal itu menghilangkan apa yang terdapat dalam dirinya.” (HR. Muslim no. 1403).
Hal ini karena pandangan mata bisa membangkitkan kekuatan birahi, sehingga beliau memerintahkan untuk mengurangi kekuatan itu dengan cara mendatangi istri.
Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ، فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
“Jika salah seorang dari kalian melihat wanita yang mengagumkannya, maka hendaklah ia mendatangi (menggauli) isterinya. Karena apa yang dimiliki wanita tersebut sama dengan yang dimiliki oleh isterinya.” (HR. Tirmidzi no. 1158 dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no. 5572. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth)
Semoga Allah Ta’ala memberikan keteguhan ke dalam hati kita untuk dapat menjaga pandangan mata kita dari yang haram dan menjauhkan kita dari berbagai fitnah yang dapat merusak keimanan kita. Amiin.

Selasa, 06 November 2018

Perbedaan Talim Dan Dakwah

Ketika telinga kita mendengar kata Da’wah, mata melihat tulisan Da’wah, benak kita membayangkan bahwa perkara ini pasti yang berkaitan dengan Khotbah, Ceramah, dan hal-hal yang ilmiah?
Da’wah ini artinya mengajak, artinya siapapun yang mengajak kepada Allah dia telah melakukan da’wah, berbeda dengan Ta’lim yang artinya mengajar, ini memang perlu keahlian dan ilmu yang dipersyaratkan.
Maka Da’wah ini adalah tugas semua orang Islam yang sudah ada kalimat Laa Ilaaha Illallah.
Kalau ada yang mengatakan Da’wah itu harus berimu tinggi, harus pakai dalil, pakai ayat, pakai hadits, kitab tertentu,… hal ini masih rancu antara Da’wah (mengajak) dan Ta’lim (mengajar).
Jika kita mengatakan Da’wah harus berilmu tinggi, jangan-jangan kita ini termasuk penghalang dalam Da’wah. Karena mempersulit Da’wah.
Untuk berda’wah dalil yang sederhana ;
“Sampaikan dariku walau satu ayat”, (hadits)
“Jika kau melihat kemungkaran cegahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu dengan lisanmu, jika tidak mampu dengan hatimu, dan jika demikian adalah selemah-lemah iman”.(hadits)
Untuk Hal yang sifatnya sudah umum/kita sudah tahu maka “lakukan saja”. Mengajak Sholat berjamaah, melarang berjudi dsb. Bahkan Alim ulama sampaikan kalau kita membangunkan anak kita dipagi hari untuk Sholat subuh, inipun sudah Da’wah.
Rasulullah dalam berda’wah kepada Sahabat kadang menggunakan Tamsil agar lebih mudah diterima, begitupun Alim ulama juga sering memberi contoh kepada kita dengan tamsil, kitapun tentunya juga tidak salah membuat tamsil-tamsil untuk memberi kemudahan kepada orang yang kita Da’wahi (Mad’un).
Marilah ber-Da’wah , sesuai kapasitas kita, sesuai apa yang kita sudah tahu, syukur lagi yg sudah kita amalkan kalau kita mati, amalan Da’wah kita tetap mengalir kepada kita.
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…….” (QS Ali Imran : 110) kita adalah Da’i yang sedang di kantor, kita da’i yang sedang di pasar, dsb.
Hari ini Islam susah berkembang karena merasa diri kita sebagai pegawai, pedagang, petani, dsb. Inilah kesalah pahaman umat hari ini. Sehingga kita tidak peduli sahabat tidak sholat, tidak peduli sahabat maksiat.
Dan ingat bahwa Da’wah yang dicontohkan oleh Nabi adalah Da’wah dengan (mahabah) Kasih sayang sebagaimana ketika Rasulullah di tolak Da’wah beliau di Tho’if (kaum Tsaqif) Nabi tetap sayang kepada kaum Tsaqif  tersebut.
Jika amalam kita ingin diperbaiki oleh Allah dan dosa kita digugurkan oleh Allah inilah jalanNya DA’WAH.
Dak’wah yang akan membawa umat kembali jaya sebagai era sahabat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mendatangi Umat, bergerak laksana awan (tidak diundang)
2. Korban harta dan diri (bukan mencari materi dari Da’wahnya, justru mengorbankan yang dimiliki untuk agama)
3. Ijtima’iat (melibatkan orang lain , Saudara sahabat, tetangga dsb) serta memiliki tertib yang sama seluruh dunia.
Semoga Allah bimbing kita menjadi Da’i dan tidak terkesan kepada para penghalang Da’wah. (penghalang Da’wah hanyalah Makhluk Allah yang tidak memberi manfaat dan mudhorot kecuali atas izin Allah).


Senin, 05 November 2018

ADINDA TERSAYANG

Adinda Tersayang
Besok abang akan pergi
Bukan untuk mencari sebongkah berlian
Tetapi untuk mencari sebongkah iman

Bang Toyyib pergi tak pulang-pulang
Tetapi abang belum bisa seperti itu
Abang kalau buat dakwah masih pulang

Sabar sayang abang pasti pulang
Pulang bawa baju yang penuh debu dijalan Allah
Pulang bawa segala kerisauan ummat
Pulang bawa sebongkah iman

Adinda ku yang cantik
Kalau engkau rindu padaku
Janganlah engkau tatap gambarku
Tetapi bukalah Al Quran  
Bacalah ayat demi ayat

Adinda ku yang manis
Kalau engkau rindu padaku
Janganlah engkau sebuta namaku  
Tetapi Sebutlah nama Allah
Perbanyaklah Istigfar

Jikalau tidak ada makanan dirumah kita
Janganlah engakau adukan kepada tetangga
Tetapi adukanlah kepada Allah
Karena hanya Allah tempat meminta dan bersandar

Jikalau ada masalah
Janganlah engakau adukan kepada manusia
Tetapi adukanlah kepada Allah
Karena hanya Allah lah yang maha menyelesikan masalah

Biarlah kita terpisah-pisah dunia
Karena membela agama Allah
Asal nanti di surga
Kita disatukan Allah SWT

Adinda Tersayang
Walaupun hari ini bidadari turun kedunia
Aku tidak akan tergoda
Karena akau tahu betul engkau nanti akan menjadi ratunya bidadari
Bagai mana mungkin lagi aku terpesona dengan bidadari

Masih jelas terbayang dalam ingatanku
Waktu pertama kita berjumpa
Senyummu yang manis telah menggoyahkan imanku
Wajahmu yang cantik telah menggetarkan hatiku

Wajah yang cantik dan manis itu tiadalah artinya bagiku
Sejak ku tahu kalau engkau Hafizah dan Alimah
Jauh sebelum kita berjumpa
Ayahmu telah mengatakan engkau Hafizah dan Alimah

Didalam hati aku berkata “Alhamdulillah”
Calon istriku seorang Hafizah dan Alimah
Walaun wajahnya jelek aku siap menerima
Walaupun senyumnya kecut akan aku terima

Tetapi setelah berjumpa denganmu
Allah SWT memberikan saya
Makhluk Tuhan yang paling cantik dan manis
Hati ini rasanya mau menangis karena bahagia

Cantik dan manis senyummu
Telah menghilankan gundah gulana didalam hatiku

Pernah aku mendengar penyampaian dalam bayan
Mencium istri itu sama dengan mencium Hajaral Aswat
Makanya paling minimal 70 kali sehari aku mencium mu. He he
Mulai besok tidak akan ada lagi yang akan mencium kening dan pipimu

Adinda Tersayang
Aku bersyukur kepada Allah SWT
Karena telah memberikan wanita sepertimu

Nabi Ibrahim as telah tinggalkan anak dan istrinya
Dilembah yang tidak ada kehidupan
Hari ini pun kutinggalkan engkau dirumah kita yang sederhana
Yang kosong dari benda-benda dunia

Nabi Ibrahim as telah tinggalkan anak dan istrinya
Tanpa uang dan perbekalan
Hari ini pun kutinggalkan engkau hanya beberapa Rupiah saja
Tetapi hanya itulah yang aku punya
Aku memang belum bisa seperti Ibrahim as
Engkaupun bukan seperti Siti Hajar
Tetapi aku yakin Allah akan bantu hambanya
Janji Allah itu pasti dan pasti.

Adinda Tersayang
Jangan tinggalkan taklim rumah
Supaya suasana malaikat ada dalam rumah kita
Rumah yang dihidupkan taklim
Malaikat akan senantiasa menjaganya

Canda ria yang setiap hari kita lakukan
Mulai besok sudah tiada lagi
Jangan engkau menagis wahai sayangku
Lihatlah rumahnya para sahabat
Yang suaminya jarang dirumah
Karena membela agama Allah

Mereka pergi bawa pedang
Yang tidak tahu kapan pulang
Abang pergi Cuma bawa buku taklim
Dan akan pulang dengan sejuta kasih sayang

Adinda Tersayang
Janganlah engkau menangis karena kepergianku
Karena aku memang tidak pantas untuk ditangisi
Ummat hari ini sudah jauh dari agama
Itulah yang pantas untuk ditangisi

Janganlah engkau bersedih karena kepergianku
Manusi hari ini sudah tidak kenal lagi agama
Itulah yang pantas untuk disedihkan

Adinda Tersayang
2/3 kekayaan kota Mekkah adalah milik ibunda Siti Khadijah
Tetapi semuanya telah dikorbankan untuk agama
Khadijah menangis karena sudah tidak ada lagi yang bisa dikorbankan untuk agama
Sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi
Tetapi engkau masih terus memperjuangkan Agama ini

Sekiranya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai
Sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah sungai, lautan
Engkau tidak mempunyai rakit atau jembatan
Maka engkau galilah lubang kuburku
Engkau gali
Engkau ambil tulang belulangku
Engkau jadikanlah sebagai jembatan untuk menyebrangi sungai itu
Untuk jumpa manusia ingatkan kepada mereka kebesaran Allah
Ingatkan kepada mereka yang hak
Ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah

Seorang suami yang agung seorang istri yang agung
Suami istri berpelukan sambil menangis memikirkan Agama ini

Agama tersebar hingga hari ini kita kenal Allah bukan dengan mudah
Agama sampai pada kehidupan Agama
Agama sampai pada kampung kita
Agama sampai masuk kedalam rumah-rumah kita
Agama sampai pada ke hati-hati kita

Bukan di bawa oleh burung
Bukan dibawah oleh angin
Bukan dibawah oleh air sungai yang mengalir
Tapi dibawah oleh pengorbanan Nabi dan para Sahabat
Dibawah oleh para janda-janda para sahabat
Dibawah oleh yatim-yatim para sahabat

Hari ini kita senang-senang amal Agama
Diatas penderitaan dan jeritan janda-janda dan yatim-yatim para sahabat
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Khadijah
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Nabi SAW

Kalaulah hari ini kita tidak menghargai pengorbanan mereka
Apa yang harus kita jawab dihadapan Allah. Apa....?
Kalaulah kita jumpa Allah apa yang kita jawab dihadapan Nabi. Apa....?
Apa yang kita jawab didepan Abu Bakar. Apa....?
Yang menghabiskan seluruh harta bendanya untuk Agama ini
Apa yang akan kita jawab dihadapan sahabiyah. Apa....?
Yang mengorbankan suami nya syahid di jalan Allah
Apa yang akan kita jawab sekiranya kita jumpa anak-anak yatim para sahabat. Apa....?
Yang telah menggerakan ayahnya untuk memperjuangkan Agama ini

Adinda Tersayang  
Agama tidak akan pernah wujud dalam kehidupan kita
Tanpa mengorbankan diri kita
Sudah menjadi syarat Agama akan wujud melalui pengorbanan
Hidayah akan datang dalam diri kita melalui pengorbanan
Agama akan tersebar hidayah akan tersebar diujung  dunia melalui pengorbanan


Satu orang suami telah berkata :
“Adinda tersayang abang mau pergi bekerja”.
Istrinya pun faham dan melepas suaminya untuk bekerja
Diwaktu lain suami berkata :
“Adinda tersayang, abang hendak pergi ke Malaysia untuk bekerja, Selama 2 tahun”.
Demi uang ringgit yang tidak seberapa suami istri dan anak rela berpisah.

Satu orang suami telah berkata :
“Adinda tersayang abang mau pergi sekolah ke Inggris selama 2 tahun untuk ambil gelar S2”
Setelah abang tamat, abang akan menjadi menager yang gajinya 10 juta per bulan
Demi masa depan yang tidak pasti suami istri dan anak rela berpisah

Adinda tersayang
Hari ini aku akan pergi untuk memperjuangkan agama
Bukan untuk cari uang tetapi menghabiskan uang
Bukan untuk bekerja tetapi menghentikan pekerjaan
Bukan untuk senang tetapi untuk susah

Untuk menyempurnakan iman ku dan imanmu
Berapa banyak hari ini manusia yang sibuk menyempurnakan dunia
Ingin punya Istri yang sempurna
Ingin punya rumah yang sempurna
Ingin punya mobil yang sempurna
Makanan 4 sehat 5 sempurna
Rokok pun sempurna
Hingga lupa menyempurnakan iman

Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!
Sejak ayat Ya ayyuhal Mudatsir turun
Nabi SAW langsung melipat bister tempat tidur
katakan kepada istrinya:
La Roihata badal Yaum (Sejak hari ini tak ada lagi istirahat)

Wahai istriku La Roihata badal Yaum, La Roihata badal Yaum
Adinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi istirahat dalam dakwah
Tidak ada lagi istirahat
Tidak ada lagi istirahat

Dunia sudah dalam keadaan maksiat
Manusia sudah tidak kenal agama lagi
Manusia sudah tidak kenal Allah lagi
Manusia sudah tidak kenal Nabi SAW lagi

Adinda ku sayang
Didalam setiap doa dan munajat mu
Doakanlah ummat, Doakanlah ummat
Supaya diberi hidayah oleh Allah SWT
Supaya Allah SWT turunkan hidayah diseluruh alam

Akhir kata maafkanlah
Suamimu ini yang selalu berbuat dosa dan kesalahan.


Salam manis selalu buat mu wahai istriku tercinta

Minggu, 21 Oktober 2018

Maksud Hidup Kita Kemana?

"Dari Ibnu Mas'ud ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, "Pada hari Kiamat seseorang tidak dapat menggerakkan kedua kakinya sebelum ditanya 5 perkara:

  1. Digunakan untuk apa umurnya?
  2. Untuk apa masa mudanya?
  3. Dari manakah hartanya?
  4. Kemana hartanya itu di belanjakan?
  5. Mengenai ilmu bagaimana pengamalanya? (Tirmidzi)

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَاخَلَقْنٰكُمْ عَبَثًاوَّإِنَّكُمْ إِلَيْنَالَاتُرْجَعُوْنَ
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan kamu tidak akan kembalikan kepada kami? (Al-Mukmin :115)

Bukan hanya itu Allah swt. menunjukkan maksud hidup penciptaan manusia:

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّالِيَعْبُدُوْنَ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku."(Adz-zariyat: 56)

Demikianlah hendaknya setiap orang menggunkan seluruh masanya, agar meluangkan waktunya untuk menunaikan maksud hidupnya, dimana mereka telah telah di hantar kedunia dengan maksud tersebut. Dan berepa lamakah waktu yang di sibukkan untuk memenuhi keperluannya, untuk kesenanganya atau untuk kesibukan lainya? sebagaimana kita membangun sebuah bangunan, lalu kita mengambil para pekerja bangunan. Maka akan diperhitungkan, berepa lamakah waktu untuk berkerja membangun bangunan, dan berapakah waktu yang digunakan untuk makan, minum dan bersinda gurau. Tentu mereka akan mengurangi permainan, sendau gurau dan keperluan lainya, lalu bersungguh-sungguh bekerja atas bangunan tersebut supaya cepat selesai.

Sebagaimana jika kita menggaji sesorang yang berkerja di Toko. namun sehari penuh ia sibuk memenuhi keperluannya sendiri dan tidak memperhatikan tokonya. Hanya beberapa menit sekali ia menengok toko, maka apakah kita akan membayar penuh gajinya? jika dijawab, "tentu Tidak", Maka bagaimana alasan kita nanti pada hari kiamat? Padahal kita di ciptakan hanya untuk ibadah kepada Allah swt. Dia adalah Pencipta kita. dan kita diberi nikmat yang banyak oleh Allah swt. lalu kita malah menghabiskan umur kita untuk sia-sia. Kemudian kita menhibur diri dengan mengatakan, "Kami sudah melaksanakan shalat lima waktu, lalu apa lagi?" Pikirkanlah seandanya pembantu kita menjawab seperti itu, apakah kita tinggal diam?

Allah demikian baik dan mengasihi kita. Dia tidak mewajibkan seluruh waktu untuk ibadah. hanya sedikit saja untuk ibadah fardhu. Betapa zhalimnya kita, seandainya masih ada kekurangan pada diri kita pada waktu yang sedikit itu.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,maka diberikan suatu pengadilan yang tidak akan ada pembela disana. Dan tidak dapat bohong atau perkataan yang tidak benar. Kita senantiasa disertai mata-mata kemampuan kita pergi nanti disana. Tidak hanya itu, bahkan semua anggota tubuh akan menjadi saksi yang berlawanan dan akan mengakui semua dosa-dosa yang telah kita lakukan.

ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ  ٦٥

(Pada hari ini Kami tutup mulut mereka) mulut orang-orang kafir, karena mereka mengatakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Demi Allah, Rabb kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah." (Q.S. 6 Al An'am, 23) 
(Dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian) juga anggota-anggota mereka lainnya (terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan) setiap anggota tubuh mengucapkan apa yang telah diperbuatnya.

Rabu, 19 September 2018

MUZAKARAH KESATUAN HATI

Kesatuan hati sangat dipelukan dalam jama`ah, karena nusrah / pertolongan Allah swt akan turun apabila dalam jama`ah ada kesatuan hati. Sebaliknya Allah swt tidak akan memberi pertolongan dalam satu jama`ah bila tidak ada kesatuan hati, dan ini akan berpengaruh pada orang-orang di sekitar kita.
Bila dalam jama`ah ada kesatuan hati, maka orang-orang pun akan memperhatikan dan mendengarkan kita. Kesatuan hati akan wujud dengan kasih sayang.
Cara Untuk Menimbulkan Kasih Sayang Diantara Kita ;
1. Rendah hati
2. Memaafkan kesalahan orang lain
3. Selalu berprasangka baik terhadap sesama muslim. Pandang kebaikannya dan jangan pandang keburukannya.
4. Bila saudara kita berbuat kesalahan jangan ditegur di depan umum.

Umar r.a berkata, ada 3 perkara yang dapat menimbulkan kasih sayang sesama muslim:
1. Panggil nama saudara kita dengan nama yang disukainya.
2. Sebarkan salam baik pada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal, kecuali orang kafir / musyrik.
3. Berikan tempat yang baik untuk saudara kita, apabila duduk dalam suatu majlis.
3 Perkara yang diringankan hisabnya :
1. Orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat jahat pada kita.
2. Orang yang mudah memaafkan orang yang tidak melayani pada kita.
3. Orang yang memaafkan orang yang memutuskan silaturrahmi dengan kita.
Beberapa Hal Untuk Mencapai Kesatuan Hati :
1. Niat keluar untuk memperbaiki diri dan dakwah.
2. Niat dari rumah kita hendak satukan hati dengan saudara-saudara kita yang sebelumnya belum kita kenal.
3. Saat bertemu berpelukan sambil berdo`a, bersalaman sambil berdo`a dengan saudara kita dan sebarkan salam.
4. Ta`lim wa ta`lum, belajar dan mengajar dengan lapang dada dan lemah lembut.
5. Semangat mujahadah (sungguh-sungguh ingin berkorban )
6. Makan berjamaah, tidur berjama`ah
7. Saling mema`afkan, saling bantu dalam segala hal dan bekerja sama bila ada tugas dari amir.
8. Selalu bermusyawarah bila ada sesuatu hal yang terjadi dalam jamaah
9. Selalu berprasangka baik terhadap saudara muslim, pandang kebaikannya dan jangan pandang keburukannya.
10. Perbanyak ikrom / khidmat pada saudara kita. Orang yang paling banyak khidmat pada jama`ah dialah yang paling mulia.
11. Perbanyak dzikir.
12. Saling mengingatkan, nasehar menasehati dan selalu koreksi diri.
13. Sabar menghadapi sifat saudara kita dan saling pengertian
14. Saling membangunkan shalat tahajjud.
15. Jangan ada yang merasa lebih pandai atau lebih baik daripada yang lain.
16. Jaga kata-kata kita jangan sampai menyinggung perasaan saudara kita
17. Bila ada jamaah yang tidak tertib jangan langsung ditegur, tapi sampaikan saja lewat usul-usul da`wah.
18. Do`a agar Allah melindungi kita dari gangguan syetan yang akan memecah belah hati kita.
19. Satu fikir ( fikir umat dan agama Allah )
20. Amal ijtima`I, atau bersama lebih diutamakan daripada amal infirodi /sendiri-sendiri.

Minggu, 16 September 2018

Dakwah Tanggung jawab orang beriman

“Tidak ada kejayaan manusia tanpa agama, tidak ada kebahagiaan tanpa iman, tidak ada keselamatan tanpa amal shaleh. “Telah menjadi ketetapan Allah bahwa kejayaan ummat manusia dunia akhirat, hanya ada dalam amalan agama yang sempurna, yakni agama yang dibawa oleh Nabi Besar Muhamad saw”. Artinya.., kebahagiaan seseorang hanya apabila dia tha’at kepada Allah dan rasulNya. Tha’at melaksanakan perintah Allah dengan mencontohi Rasulullah SAW.
Ketaatan kepada Allah SWT. tidak mungkin akan menyebar kalau tidak pernah disebarkan, syi’ar Islam tidak mungkin akan tersiar kalau tidak pernah disiarkan. Iman kepada Allah tidak mungkin akan tumbuh kalau tidak pernah ada orang yang mau menda’wakan Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH.

Umat Islam adalah ummat yang terakhir, yang mendapatkan kedudukan tersendiri dari ummat-ummat terdahulu. Kedudukan itu ialah bahwa ummat ini diberi tugas da’wah sama dengan Para Nabi dan Rasul. Ini adalah konsekwensi logis bagi pengikut Nabi Muhammad saw. Karena beliau adalah Nabi terakhir yang tidak mungkin ada lagi Nabi sesudahnya. Yang dimaksud ummat disini, sudah barang tentu bukan hanya para Ulama, Ustadz, Kiyai dan sebagainya, melainkan semua orang Islam.

Tanggung jawab iman adalah tanggung jawab kenabian. Tanggung jawab syi’ar Islam dan da’wah adalah tanggung jawab ummat Islam. Setiap Mu’min tidak boleh merasa puas dengan ibadahnya, merasa cukup dengan ketha’atannya kepada Allah. Pendurhaka dan orang kafir itu tidak akan ditanya dihari kemudian. “Kenapa engkau tidak shalat, mengapa engkau tidak puasa, mengapa engkau tidak masuk Islam dan sebagainya, melainkan akan ditanya pada mereka “ALAM YA’TIKUM NADZIIR..?” Sudah datangkah kepadamu peringatan..? Kalau mereka mengatakan belum, itu berarti pertanyaan akan ditujukan kepada orang-orang Islam. “Sudahkah engkau beri peringatan..?” Sudahkah engkau mendatangi saudaramu..? Sudahkah engkau mengajak kepada kebaikan.? Kalau belum, bisa jadi kita akan dimasukan kedalam neraka, Na’uudzu billah min dzalik. Pengangkatan ummat akhir zaman sebagai pelanjut tongkat estafet kenabian, bukan diangkat oleh siapa-siapa, melainkan diangkat langsung oleh Allah SWT. Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 110
“Kamu adalah ummat yang terbaik, yang dikeluarkan untuk manusia, agar kalian menganjurkan kepada yang ma’ruuf dan mencegah dari perbuatan mungkar, serta beriman kepada Allah”.
Inilah “Surat Keputusan Allah” yang termaktub dalam kitab SuciNya, keputusan mengangkat kita sebagai “pegawai” Allah, keputusan melaksanakan amar ma’ruf, nahi mungkar. Siapapun dia tidak terkecuali. Siapa yang mengambil usaha ini, berarti dia masuk dalam lingkaran “ummat yang terbaik”, siapa yang tidak perduli dengan “ESKA” ini, maka tidak ada jaminan baginya untuk menjadi ummat yang terbaik.

“Kamu dikeluarkan untuk manusia”, ini memberi isyarat bahwa da’wah itu pada hakekatnya untuk semua ummat manusia, Yahudi maupun Nasrani. Namun karena keadaan umat Islam masih lebih banyak yang tidak tha’at kepada Allah, maka da’wah itu lebih diutamakan bagi kaum Muslimin. Tugas da’wah ini adalah tugas besar, karena besarnya tugas ini, maka Allah telah mengirim 124 ribu Nabi dan Rasul. Mereka menjadi korban dan dikorbankan Allah untuk kebenaran. Mereka adalah orang-orang pilihan dan kekasih Allah yang ditugaskan untuk menyeru kepada manusia.
Karena besarnya tugas ini, maka orang yang berda’wah sama nilainya dengan orang yang berjihad, bahkan lebih besar dari pada jihad. Betapa tidak karena jihad dimedan perang hasilnya lebih banyak membunuh manusia, sedangkan da’wah lebih banyak menyelamatkan manusia. Sudah barang tentu menyelamatkan lebih besar nilainya dari pada membunuh. Jihad itu hakekatnya ialah menyeru kepada kalimat tauhid. Jihad itu berma’na sungguh-sungguh dijalan Allah. Dengarkanlah Firman Allah : 
 “Adakah kamu mengira bahwa orang yang memberi minum “Hujjaaj” atau “jama’ah haji” dan yang memakmurkan Masjidil Haram itu, sama dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjuang dijalan Allah.? “Sekali-kali tidak sama mereka itu disisi Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim”. (At-Taubah 19)

Orang beriman, yang memberi minum jama’ah haji sekaligus memakmurkan Masjidil Haram, tidak sama ganjaran pahalanya dengan orang yang berjuang dijalan Allah. Ini jawaban langsung dari pertanyaan Allah diatas. Jawaban ini adalah penegasan Allah, bahwa orang beriman dan beramal shaleh tidak sama dengan orang yang “mujahadah” atau berjuang dijalan Allah. Artinya, orang yang menda ’wakan agama Allah, sudah pasti lebih besar pahalanya dari pada orang yang hanya mencari surganya sendiri.

Kalau setiap musim haji dua juta orang yang datang dan mereka menetap disana selama satu bulan dan dalam sehari diberi minum tiga gelas dan satu gelas 10 pahalanya, maka pahalanya sama dengan 1 milyar 800 juta pahala. Kemudian ditambah dengan orang yang memakmurkan Masjidil Haram, yang disebutkan dalam riwayat bahwa satu raka’at di Masjidil Haram sama dengan seratus ribu raka’at ditempat lain.
Dapat dibayangkan kalau yang memakmurkan Masjidil Haram itu satu tahun shalat 17 raka’at setiap harinya, tidak usah kita tambah dengan shalat sunnah dan amalan lainnya. Itu berarti pahalanya sama dengan 365 hari X 24 jam perhari X 17 Raka’at X 100 ribu X 10 pahala, sama dengan 14 milyar 892 juta pahala. Ini belum dihitung dengan fadhilah shalat yang menurut Ibnu Qayyim sama dengan 12 ribu fadhilah.
Kalau pahala memberi minum ditambah dengan pahala shalat di Masidil Haram maka hasilnya sama dengan, 16 milyar 692 juta pahala. Pahala yang sebanyak itu masih dinyatakan Allah tidak sama dengan orang yang mujaahadah atau orang yang berjuang di jalan Allah. Lantas berapakah sebenarnya pahala berjuang dijalan Allah itu.?. Dalam berbagai riwayat ada yang menyebutkan pahala berjuang dijalan Allah itu satu kebajikan dibayar dari 700.000. sampai kepada yang tidak terbatas menurut kehendak Allah.
Dalam riwayat lain disebutkan : “Pada suatu ketika Abd. Rahman Bin ‘Auf memerdekakan 30 hamba sahaya. Lantas beliau bertanya kepada Nabi Muhammad saw. adakah fadhilah yang lebih utama dari memerdekakan 30 hamba sahaya.? Nabi menjawab : Jika seseorang keluar dijalan Allah, kemudian dia merasa lelah dan istrahat sebentar dan bersandar pada tongkatnya, lalu dia kaget, maka pahalanya lebih besar dari memerdekakan 30 hamba sahaya.
Kaget saja di jalan Allah telah lebih besar pahalanya dari memerdekakan 30 hamba sahaya, pada hal memerdekakan hamba sahaya ganjarannya adalah syurga. Berapakah pahala orang yang menyampaikan seratus kalimat da’wah.? Berapa pahala orang yang kelaparan dijalan Allah.? Berapa pahala kalau setiap amal itu dikali dengan 700 ribu pahala.? Satu kali “Subhaanallaah” dijalan Allah sama dengan 700 ribu Subhaanallaah dirumah. Kenapa dan mengapa hanya untuk tujuh ratus ribu rupiah orang berani berkorban.?
Sayang manusia dizaman ini telah lebih menghargai uang dari pada pahala. Sayang masih banyak orang yang mengatakan bahwa da’wah itu adalah tugas orang-orang yang pandai, da’wah itu tugas para Ulama, Ustadz dan Kiyai. Pada hal tugas ulama sebenarnya adalah mengajar dan tugas semua orang Islam adalah mengajak. “Mengajar” tidak mungkin disampaikan oleh orang yang bodoh, dan “mengajak” tidak mungkin harus menunggu orang yang pandai. Inilah perbedaan antara “mengajar dan mengajak”, dan inilah yang telah menjebak kesalahfahaman bagi kebanyakan orang. Sehingga  jarang menyalahkan “kenapa orang yang bodoh itu harus berda’wah.? Jawabannya : Kata-kata da’wah, mari shalat., mari kemasjid, jangan durhaka dan sebagainya, tidak perlu dipelajari tiga tahun.
Saudaraku..................!
Jangankan manusia yang bisa bicara. Burung “hudhud” telah menjadi cerita Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Naml ayat 22 - 24, karena dia telah berda’wah. Menyampaikan berita tentang kerajaan wanita yang menyembah matahari kepada Nabi Sulaiman. Seekor burung telah menyelamatkan iman sebuah kerajaan di negeri Saba. Kenapa kita seorang manusia tidak bisa berda’wah.? Bahkan semut yang kecil itu, telah mampu menyelamatkan kaumnya, dengan da’wahnya yang diceritrakan pula dalam Surat yang sama ayat 18”. Bukankah ini cerita da’wah yang diceriterakan langsung oleh Allah untuk menyadarkan manusia bahwa da’wah itu sangat penting. Kita harus malu pada burung hud-hud, dan harus merenungi kepedulian semut.
Kini keadaan umat semakin memprihatinkan. Kini ummat Islam hampir hilang jati dirinya. Kini sudah saatnya meninggalkan kesalahfahaman tentang da’wah. Kini sudah saatnya suara da’wah itu harus disuarakan oleh semua orang tua, semua suami, semua kepala dan pimpinan, semua orang Islam.
Semua orang tua sudah harus sering memerintahkan shalat dan menegur setiap kesalahan anak,. Semua suami sudah harus memerintahkan istri untuk menutup aurat dengan sempurna. Semua istri sudah harus turut menyuarakan da’wah yang disuarakan suaminya kepada anakanaknya, terutama setiap masuk waktu shalat, dia sudah harus menghentikan segala kegiatan rumahnya.
Mari kita menyatukan visi dan misi da’wah ini, untuk menyelamatkan nilai-nilai Islam yang sudah kabur oleh pengaruh zaman. Mari kita satukan kata dan perbuatan, agar ummat ini selamat dari kehancuran. Semoga Allah SWT. memberi kekuatan kepada semua orang untuk terus menda’wakan agama ini, sampai ummat ini berjaya dunia akhirat. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.................!

Kamis, 23 Agustus 2018

Do'a Dimudahkan Membayar Utang



Dari Abu Sa’id al Khudri r.a. menceritakan, “Suatu hari Rasulullah saw. masuk masjid, tiba-tiba beliu melihat seorang lelaki dari kaum Anshor, yaitu Abu Umamah. Lalu Rasulullah saw. bertanya, “Wahai Abu umamah, aku melihat kamu duduk menyendiri dalam masjid bukan pada waktu shalat, ada apa?” Abu umamah r.a. menjawab, “Wahai Rasulullah! Saya sedang dirundung kesulitan dan utang. “Beliau saw. bersabda, “Maukah aku ajarkan kepadamu suatu kalimat yang apabila engkau berdo’a dengannya, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dan dapat membayarkan utangmu?” Abu umamah r.a. menjawab, “Silahkan, Wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Apabila engkau berada pada pagi dan pada waktu petang, maka ucapkanlah do’a ini:

اَللّهُمَّ اِنِّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدِّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

‘’Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesediahan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kebakhilan, dan aku berlindung kepada-Mu dari tertindas utang dan tekanan orang lain.”
Abu Umamah r.a. menceritakan, “Aku pun segera melakukan pesan tersebut dengan mengucapkan doa itu setiap pagi dan petang, sehingga Allah menghilangkan kesusahanku dan melunaskan utangku.” (Hr. Abu Dawud nomer 1555) di ambil dari kitab Muntakhab ahadits)

Selasa, 21 Agustus 2018

DALIL DAKWAH WAT TABLIGH

Khuruj Fii Sabilillah...

Dalil-dali yang masih bersifat umum yg gunakan oleh jamaah tabligh/khuruj.

Maka kalo ada orang yang mengatakan mana dalil-dali
3 hari
40 hari dan
4 bulan
Ini dalilnya:

Menjadikan semua umat tau tentang perintah Allah buat kerja dakwah atas diri mereka.
Dalil-dalil 3 hari , 40 hari , 4 bulan..

Kisah Nabi Zakaria a.s diperintahkan Allah swt tidak berbicara kepada manusia, tentang perkara dunia kecuali membicarakan kebesaran-kebesaran Allah dan berzikir sebanyak-banyaknya selama TIGA HARI.

(Sila baca QS Ali Imran : 41)

Rasulullah saw mengutus Abdurrahman bin Auf r.hu ke Dumah al Jandal untuk berdakwah selama TIGA HARI.

(HR Darul Qutni)

Rasulullah saw mengutus Khalid bin al-Walid r.hu ke Najran kepada Bani Harits untuk menyeru kepada Islam selama TIGA HARI.

Dakwah Salman Al Farisi r.hu selama TIGA HARI ke istana-istana putih Persia.

(HR Bukhari)

Ketika tentera meminta Salman r.hu menyerang , Salman r.hu berkata..

"Biarlah aku mengurusnya..! Aku akan mendakwahkan Islam kepada mereka terlebih dahulu TIGA HARI sebagaimana yang aku ketahui dari Rasulullah saw..!"

Rasulullah saw menawan dan menahan orang kafir di sekitar masjid agar orang kafir melihat amalan orang Islam di masjid selama TIGA HARI.

(HR sahih Bukhari jilid 2 bab Maghazi)

Kisah Sumamah bin Aufal r.hu yang ditahan di masjid TIGA HARI lalu dapat hidayah Islam.

4 0  H A R I

Kisah Nabi Musa a.s dari al-Quran surah Al A'raf ayat 142.

"Dan kami telah menjanjikan kepada Musa a.s petunjuk, dari Taurat, sesudah berlaku 30 MALAM..!

Dan Kami sempurnakan waktu yang telah ditetapkan dengan 10 malam..! Maka genaplah dari Tuhannya , Allah swt selama 40 MALAM..!"

(Nabi Musa a.s diperintahkan hanya beribadah dan membesarkan Allah di Bukit Tursina)

(Disebutkan juga dalam Al-quran surah al Baqarah ayat 51)

Seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khattab r.hu dan Umar r.hu pun bertanya , "Dari mana engkau..?"

Laki-laki itu menjawab , "Dari Ribat selama 30 hari..!" (Buat dakwah)

Umar r.hu berkata , "Mengapa tidak kau cukupkan 40 HARI..?"

Rasulullah saw ada bersabda , "Siapa yang mengikhlaskan dirinya kepada Allah selama 40 HARI akan zahir sumber-sumber hikmah dalam hati melalui lidahnya..!" (lisannya)

4  B U L A N

Umar r.hu bertanya kepada Hafsah r.ha ketika Para Sahabat r.hum diperintahkan berdakwah dan berperang..

"Berapa lama wanita mampu berpisah dari suaminya..?"

Hafsah r.ha dengan malu-malu menjawab 4-6 bulan.

Lalu Umar r.a mengirim surat kepada amir rombongan agar tidak menahan rombongannya lebih dari 4 BULAN.
(Dua bulan untuk perjalanan pergi balik)

(HR Baihaqi jilid IX m/s 29)

Rasulullah saw mengeluarkan 25 jama'ah ke seluruh dunia dengan jumlah 10,000 orang , 1000 orang , 500 orang , 15 orang , 7 orang untuk keluar dakwah 6 bulan , 4 bulan , 3 bulan , 2 bulan , 15 hari , 3 hari.
(Dari Kitab Sirah Nubuwah)

6 B U L A N

Rasulullah saw mengutus Khalid bin al-Walid r.hu ke Yaman untuk berdakwah. Barra r.hu meriwayatkan , "Aku ikut bersama Khalid al-Walid r.hu di Yaman selama 6 bulan."

(HR Bukhari, Baihaqi, Bidayan dan Nihayah)

Tidak ada yang tidak bermakna dari angka-angka yang disebutkan Allah swt dalam kalam-Nya al Quran atau dalam hadis Rasulullah saw.

Setiap hari meluangkan hanya 10% dari waktu kita untuk berdakwah, bercakap, membicarakan kebesaran Allah 2.5 jam saja boss..!

ingat 10% saja maka pasti kita jaya simak sabda nabi MUHAMMAD SAW.

Dari Abu hurairah Rasulullah saw bersabda Sesungguhnya kalian (wahai sahabtku) berada dalam zaman jika di antara kalian meninggalkan 10% dari yg di perintahkan oleh Allah swt maka ia akan binasa Kemudian akan datang suatu zaman di mana jika salah seorang di antara mereka mengamalkan agama 10% dari yg di perintahkan oleh Allah maka dia akan berjaya (sukses).

Hr. Tirmidzi (faidul qadir).

Dalam kisah Nabi Ibrahim a.s berdakwah selama 13 tahun meninggalkan anak isterinya.

124,000 Para Sahabat r.hum dihantar oleh Rasulullah saw ke seluruh alam untuk menyebarkan agama dan sebahagian besar tidak pulang. Mereka berdakwah sampai mati..!

(HR Ibnu Hibban)

By. Hasyim Al Asy Ari salem.

Jumat, 10 Agustus 2018

MENJAGA ADAP

Nasehat Alm. KH. 'Uzairon At Thoifuri Abdillah Rahimahullah.

"Sholat di masjid itu penting. Tapi adab di dalam masjid itu lebih penting. Sholat itu penting. Namun adab di dalam sholat itu lebih penting. Membaca Al-Qur'an itu penting.
Namun adab membaca Al Qur'an itu lebih penting. Karena amalan tanpa adab tidak akan ada keberkahannya.
Sebagaimana ada seseorang yang ingin memberikan hadiah besar kepada raja namun dengan pakaian yang tidak sopan, dengan tangan kiri. Tentu saja raja akan marah dan menolak hadiah tersebut karena hakikatnya raja tidak perlu pemberian.
Namun sebaliknya walaupun pemberiaan yang kecil namun dengan adab yang baik akan membuat seorang raja senang dan menerima pemberian tersebut walaupun hakikatnya raja tidak perlu dengan pemberian tersebut.
Adab adalah mengagungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama.
Lahirnya para ulama tidak lepas karena orang tuanya memuliakan Adab.
Al Fatih, panglima besar penakluk Konstantinopel (Istanbul) tidak lepas karena orang tuanya sangat memuliakan adab. Dikisahkan, orang tuanya tidak pernah duduk apabila di rumahnya ada Al-Qur'an. Dalam kitab Ihya', seseorang yang menghormati ahli dunia lebih daripada orang akhirat maka anaknya tidak akan pernah jadi anak sholeh apalagi menjadi ulama.
Raja Romawi mendapatkan keberkahan karena adab. Ketika dikirim surat oleh Baginda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam dia menjaga surat dan menyimpannya, maka Baginda Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata bahwa kerajaan Romawi (Eropa) tidak akan runtuh sampai hari kiamat.
Sebaliknya Raja Persia ketika dikirimi surat oleh Baginda Nabi Sallallahu 'Alaihi Wa sallam dia menyobek dan membuangnya, maka Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa sallam berkata, kerajaan dia akan runtuh. Maka runtuhlah kerajaan Persia.
Dengan adab amal kecil akan bernilai besar. Dan sebaliknya, tanpa adab amal besar bisa tidak bernilai.
Semoga kita bisa menjaga adab-adab dalam setiap amal perbuatan kita. Dan semoga hari-hari kita diberkahi oleh Allah dengan adab. Amin.
Wassalam

Sabtu, 21 Juli 2018

Curhat Seorang Da,i

"Ustadz, dulu Ana semangat dalam Dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan Ana melihat ternyata banyak pula yang aneh-aneh."

Begitu keluh kesah seorang Da'I kepada ustadznya di suatu hari.

Sang Ustadz hanya terdiam, mencoba menggali semua kecamuk dalam diri Da'i tsb

"Lalu, apa yang ingin Antum lakukan setelah merasakan semua itu?" sahut sang ustadz setelah sesaat termenung.
"Ana ingin berhenti saja, keluar dari jamaah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa teman yang justru tidak Islami muamalah, muasyarah & akhlak mereka.. Juga dengan jamaah Dakwah yang Ana geluti, kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, Ana mendingan sendiri saja..." jawab Da'i itu.

Sang ustadz termenung kembali. Tidak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.

"Akhi, bila suatu kali Antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang akan Antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?"

tanya sang Ustadz dengan kiasan bermakna dalam.
Sang Da'i terdiam berpikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.

"Apakah Antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?" Sang ustadz mencoba memberi opsi.

"Bila Antum terjun ke laut, sesaat Antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan ikan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan Antum untuk berenang hingga tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang? Darimana Antum mendapat makan dan minum? Bila malam datang, bagaimana Antum mengatasi hawa dingin?" serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan Da'i.

Tak ayal, Sang Da'i menangis tersedu-sedu tak mampu ia menahan air matanya. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadung memuncak, namun Sang ustadz yang dihormatinya justru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

"Akhi, apakah Antum masih merasa bahwa jalan Dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah?" Pertanyaan menohok ini menghujam jiwa Sang Da'i. Ia hanya mengangguk.

Sang Da'i tetap terdiam dan tertunduk dalam sesenggukan tangis perlahannya. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya, "Cukup Ustadz, cukup. Ana sadar. Maafkan Ana. Ana akan tetap istiqomah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata Ana diperhatikan..."

"Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Ana akan tetap berjalan dalam Dakwah ini. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan Ana kelak dengan janji-janji-Nya.

Biarlah segala kepedihan yang Ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa Ana", Sang Da'i berazzam di hadapan ustadz yang semakin dihormatinya utk tetap berdakwah walau apaun yg terjadi.
Sang ustadz tersenyum.

"Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berDakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan Allah."

"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan Antum. Sebagaimana Allah ta'ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata Antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap Dakwah selama ini.

Sang Da'i termenung merenungi setiap kalimat ustadznya. Dia tdk kuasa menahan air matanya, akhirnya dia menyadari kekhilafannya. Ia bertekad untuk tetap istiqamah dakwah bersama jama'ah dalam mengarungi jalan Dakwah.

Bersedia semua tetap istiqomah di jalan Dakwah ini sampe mati.....insya Allah.......
❤❤❤❤