INILAH
PANDANGAN JAMAAH TABLIGH TENTANG JIHAD
Ustadz (Mufti) Luthfi katakan :
Ketika seseorang mengucapkan syahadat maka ia menyadari
bahwa dirinya sudah berjanji di hadapan Allah, bahwa dia akan sungguh menjalankan
agama ini. Perintah yang paling berat di kota mekah bagi sahabat adalah agar
mereka dapat menahan diri mereka dari mengangkat pedang karena ini perintah
Nabi SAW.
Sama seperti preman yang di hina atau kyainya di hina oleh
orang lalu kyai tersebut nyuruh preman itu sabar. Menurut kamu beratan mana
bagi itu preman menahan tangannya atau menghujamkan tangannya ke orang itu.
Begitulah sahabat yang mereka diperintahkan harus menahan pedangnya.
Kemudian beliau katakan :
“Seseorang tidak akan mampu mengangkat pedang di jalan Allah
sebelum ia mampu menahan mengangkat pedang karena Allah.”
Sebagaimana Ali R.A ketika ia hendak menebas leher musuhnya
di medan perang lalu musuhnya meludahi. Ketika itu pula Ali R.A meninggalkan
musuhnya yang akan ditebas. Melihat hal itu sang musuh mengejarnya dan bertanya
kenapa Ali RA tidak jadi menebasnya. Lalu Ali R.A menjawab, “Aku tidak jadi
menebasmu karena aku takut ketika kamu meludahiku timbul rasa marah sehingga
aku takut niatku membunuh karena Allah ternodai oleh nafsu amarahku.”
Yang namanya kemenangan bukannya menebas leher musuh dengan
ujung pedang, tetapi yang namanya kemenangan dalam Islam yaitu ketika melihat
manusia masuk Islam berbondong-bondong. Inilah yang namanya kemenangan dalam
islam, bukannya membunuh manusia, tetapi melihat manusia masuk kedalam islam.
Kemudian ustadz Luthfi katakan :
Dengan dakwah ini nanti Allah hancurkan musuh islam dengan
caranya sendiri, seperti :
✔ Nyamuk kecil Allah
kirim untuk menghancurkan Raja Namrud yang besar
✔ Air yang
menyelamatkan Musa AS, tetapi menenggelamkan Firaun
✔ Burung ababil yang mengalahkan pasukan Abrahah
✔ Kaum Luth dengan sekali teriakan malaikat, dll
Allah punya banyak cara untuk menghancurkan musuh² islam.
Ketika Fathul Mekah, orang Quraish khawatir mereka akan
ditebas oleh Nabi s.a.w dan sahabat²nya. Tetapi apa yang dicontohkan oleh
Rasullullah SAW. Saat semua pedang siap bicara untuk membalas keluarga yang
dibunuh, kenangan ketika dihina, diusir, dikucilkan dari mekah. Tetapi apa kata
Nabi, “Aku membebaskan kalian sebagaimana Yusuf AS membebaskan saudara²nya.”
Siapa yang mampu melakukan demikian ? Hanya Da'i yang
mempunyai rasa sayang kepada umat. Inilah yang seharusnya menjadi fikir kita
saat ini yaitu bagaimana menghadirkan rasa sayang terhadap ummat dalam diri
kita.
Walaupun begitu pandangan resmi dari ulama atau masyaikh
dalam kerja dakwah ini tidak ada. Kecenderungan gerakan ini adalah tidak
melibatkan diri dalam perbedaan pendapat atau pandangan, dan hanya memfokuskan
diri dalam kerja dakwah saja. Namun inti dari kerja ini dapat memberikan
gambaran tentang terrorisme.
Seperti yang sudah di jelaskan bahwa kita ini adalah Ummat
yang Da’i, yaitu ummat yang memikirkan bagaimana ummat manusia ini dapat
selamat dari adzab Allah dunia dan akherat. Inilah fikir yang harus dimiliki
oleh seorang da’i, yaitu bagaimana ummat ini bisa selamat di dunia dan di
akherat.
Namun untuk bisa mempunyai fikir ini kita harus bisa
mempunyai rasa sayang kepada ummat, bukan membenci ummat. Di dalam perjalanan
hidup Nabi SAW tidak pernah Nabi SAW ini membenci seseorang kecuali daripada
kekafirannya atau keyakinannya atau cara hidupnya, inilah yang Nabi SAW benci
bukan individunya.
#Kisah Kasih Sayang Nabi SAW :
✍ Pernah suatu ketika Nabi SAW sering dikerjai
oleh seorang pemuda Quraish, namun ketika pemuda itu sakit Nabi SAW mengunjunginya.
Asbab melihat akhlaq dan kasih sayang Nabi SAW ini akhirnya pemuda ini masuk
islam.
✍ Pernah Nabi SAW
menangisi seorang pemuda yahudi yang mati belum mengucapkan kalimat syahadat.
Lalu sahabat bertanya, “Mengapa engkau menangisi seorang anak yahudi yang tidak
beriman ?” lalu Nabi SAW jawab, “Aku menangis karena satu lagi manusia
bertambah, masuk ke dalam neraka Allah.”
Inilah kasih sayang Nabi SAW kepada orang lain dan risaunya
Nabi terhadap keadaan akherat mereka. Jadi inilah yang perlu kita tiru dari
fikir, risau, dan kasih sayang Nabi SAW kepada ummatnya. Jadi yang perlu kita
fikirkan bagaimana menyelamatkan ummat bukan menghancurkan ummat dan membiarkan
mereka terjerumus kedalam nerakanya Allah.
Hari ini kita fikirnya adalah menghadapi ummat yang tidak
beriman ini sebagai musuh Allah. Sehingga timbul dalam diri kita keinginan
untuk memerangi atau membunuh mereka semua. Padahal untuk menjadikan seseorang
itu sebagai musuh agama, kita berkewajiban untuk mendakwahi mereka dulu, itupun
kalau dia mau. Kalau mereka yang didakwahi tidak mau turut dengan perintah
Allah, itupun boleh kita perangi setelah mereka menghalangi agama Allah dan
membuat makar atas ummat islam. Dan kalaupun berperang, itupun harus dengan
adab² perang yang dicontohkan oleh Nabi SAW.
Dan inilah yang dilakukan Nabi s.a.w semasa hidupnya sebelum
menyerang kesuatu daerah :
✔ Apakah Dakwah sudah
disampaikan ?
✔ Apakah Agama
terhalang di daerah itu ?
✔ Apakah orang islam
di dzalimi di daerah itu ?
✔ Apakah Ummat sedang
diserang oleh musuh²nya ?
Jika kondisi² ini harus ditemukan terlebih dahulu, barulah
perang dapat dilaksanakan. Dan itupun perang harus dilakukan dengan adab²
perang yang telah diajarkan oleh Nabi SAW.
Di zaman nabi ketika berperang :
✘ Tidak boleh merusak
keadaan kampung bahkan tempat² peribadatan ummat lain sekalipun.
✘ Tidak boleh
menyakiti wanita, anak², dan orang tua yang sudah udzur.
✘ Niat perang karena
Allah bukan karena harta, dendam, dan lain².
✘ Tidak boleh bunuh
diri dalam perang walaupun dalam keadaan kesakitan.
Pernah setelah menang dalam suatu pertempuran pasukan islam
masuk kedalam suatu kampung, Nabi SAW berpesan agar jangan sampai telapak kaki
kuda prajurit islam ini membangunkan orang kampung yang tertidur.
Hari ini orang islam berperang berapa banyak adab perang
Nabi SAW yang telah kita pakai. Hari ini kita dicap sebagai teroris karena
fikirnya adalah membunuh manusia. Sehingga kita ini jauh dari predikat Rahmatan
Lil Alamin.
Padahal dahulu ketika Nabi SAW berperang ada suatu kisah
Nabi SAW menangkap tawanan perang. Lalu Nabi SAW berpesan kepada sahabat untuk
memberi dakwah selama 3 hari kepada tahanan perang agar mereka mau masuk islam,
kalau tidak mau tawanan perang itu agar dibebaskan. Lalu sahabat bertanya
kenapa dibebaskan ? kenapa tidak dibunuh saja ? lalu Nabi SAW menjawab, “Allah
tidak butuh manusia ini masuk ke dalam Neraka.”
Ini karena apa ? walaupun manusia ini durhaka
sedurhaka-durhakanya mahluk itupun tidak akan mengurangi kekuasaan dan kekayaan
daripada Allah Ta’ala. Allah juga tidak untung melihat manusia ini masuk
kedalam neraka. Tetapi Allah akan senang melihat manusia ini masuk kedalam
surganya Allah ta’ala. Kita ini sebagai orang islam tidak seharusnya dicap
sebagai bangsa atau agama yang terroris padahal :
①. Nabi kita ini adalah : Rahmatan Lil Alamin dan Kaffatan Lin Naas
✒ Rahmat seluruh
alam dan untuk seluruh manusia
②. Al Quránnya adalah : Huddallin Naas
✒ Petunjuk bagi seluruh manusia
③. Ummatnya adalah : Khoiru Ummat dan Ukhrijat lin Naas
✒ Ummat yang terbaik dan dilahirkan ditengah
manusia
Seharusnya ini sudah bisa dijadikan tolak ukur tanggung
jawab kita terhadap ummat manusia saat ini. Inilah beban yang kita pikul atas
seluruh manusia yaitu sebagai contoh suri tauladan untuk seluruh manusia,
bukannya sebagai contoh gagal atau contoh yang